Selama hampir satu abad, coelacanth telah dikenal hanya dari bukti fosil. Selain itu, kerangka mereka menunjukkan bahwa mereka lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan tetrapoda daripada ikan modern. Hal ini memungkinkan mereka menjadi mata rantai yang hilang dalam evolusi dari kehidupan laut ke kehidupan terestrial.Â
Tampak jelas bahwa mereka kuno dan telah punah. Kemudian seorang nelayan di Afrika Selatan menarik ikan yang tampak aneh yang menarik perhatian pekerja museum setempat Marjorie Courtenay-Latimer, yang langsung menyadari pentingnya ikan tersebut. Dengan bantuan seorang teman ahli biologi yang datang untuk membantunya, mereka mengidentifikasi ikan tersebut sebagai coelacanth, sehingga mengubah statusnya dari 'punah selama 400 juta tahun' menjadi 'ditemukan oleh nelayan Afrika.'
Tidak hanya di Afrika, di Indonesia juga pada tahun 1999 telah ditemukan Coelacanth tepatnya di Sulawesi Utara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H