Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan Itu

18 April 2019   02:31 Diperbarui: 18 April 2019   03:17 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.pixabay.com

Perempuan itu....

Perempuan itu....dia bak bayangan siluet menembus pagi

dalam gigilnya dia terus berjalan

Bocah kecil dalam dekapannya  tak membuat meluruhkan hatinya

untaian  asa di sekolah bilik miliknya....

Banyak aksara yang diuntai dalam ruang kelas pengap

buat bocah-bocah yang masih terpasung kebodohan

Meluapkan hasrat tuk luruhkan kemiskinan

tanpa imbalan hanya keikhlasan yang menapak di sudut hatinya....

 Perempuan itu miskin....

Rintihan kemiskinan yang membalut dirinya

tak memerangkapkan dia dalam kekerdilan hati

Tapi dia membinarkan semangat pada bocah-bocah kecil itu

tuk menjemput mimpi yang tinggi

Dia relakan ribuan pilu yang sebenarnya dia sendiri masih

ada dalam selimut duka , luka yang tak berujung

Tapi semangatnya masih dapat melebur dengan keceriaan bocah-bocah itu

sambil bercengkerama dengan kemiskinannya...

Perempuan itu tegar..

Walau dia bukan selebriti dan dia tak pernah mencumbu hingar bingar ketenaran

tapi dia dengan cintanya selalu ada untuk bocah-bocah cilik itu

Pengabdiannya yang membawa bocah-bocah mengenal aksara

harga jiwanya benar-benar tak sebanding dengan jasanya

Dia tak pernah berhenti sebarkan ilmu

menyemai rinai-rinai harapan tuk bocah-bocah

Membuang waktu sampai dia dapat berdiri tegak

melihat tebaran bintang --bintang di tepian harapan.

Perempuan itu pahlawan bagi bocah-bocah itu

Masih kulihat bayang-bayang sosok perempuan itu pulang dalam kegelapan

membuatku terhenyak sejenak

Aku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan perempuan itu

Dibalik jubah kemiskinannya terkuak hati tulus

kau terhias dengan cintamu tanpa pamrih dalam keterbatasan

Wahai langit, bisikan cintanya agar semua tahu

perempuan sahaja itu surga bagi bocah-bocah itu

walau dia bukan siapa-siapa ... dia perempuan hebat!

Cirebon, 18 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun