Perempuan itu....
Perempuan itu....dia bak bayangan siluet menembus pagi
dalam gigilnya dia terus berjalan
Bocah kecil dalam dekapannya  tak membuat meluruhkan hatinya
untaian  asa di sekolah bilik miliknya....
Banyak aksara yang diuntai dalam ruang kelas pengap
buat bocah-bocah yang masih terpasung kebodohan
Meluapkan hasrat tuk luruhkan kemiskinan
tanpa imbalan hanya keikhlasan yang menapak di sudut hatinya....
 Perempuan itu miskin....
Rintihan kemiskinan yang membalut dirinya
tak memerangkapkan dia dalam kekerdilan hati
Tapi dia membinarkan semangat pada bocah-bocah kecil itu
tuk menjemput mimpi yang tinggi
Dia relakan ribuan pilu yang sebenarnya dia sendiri masih
ada dalam selimut duka , luka yang tak berujung
Tapi semangatnya masih dapat melebur dengan keceriaan bocah-bocah itu
sambil bercengkerama dengan kemiskinannya...
Perempuan itu tegar..
Walau dia bukan selebriti dan dia tak pernah mencumbu hingar bingar ketenaran
tapi dia dengan cintanya selalu ada untuk bocah-bocah cilik itu
Pengabdiannya yang membawa bocah-bocah mengenal aksara
harga jiwanya benar-benar tak sebanding dengan jasanya
Dia tak pernah berhenti sebarkan ilmu
menyemai rinai-rinai harapan tuk bocah-bocah
Membuang waktu sampai dia dapat berdiri tegak
melihat tebaran bintang --bintang di tepian harapan.
Perempuan itu pahlawan bagi bocah-bocah itu
Masih kulihat bayang-bayang sosok perempuan itu pulang dalam kegelapan
membuatku terhenyak sejenak
Aku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan perempuan itu
Dibalik jubah kemiskinannya terkuak hati tulus
kau terhias dengan cintamu tanpa pamrih dalam keterbatasan
Wahai langit, bisikan cintanya agar semua tahu
perempuan sahaja itu surga bagi bocah-bocah itu
walau dia bukan siapa-siapa ... dia perempuan hebat!
Cirebon, 18 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H