Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tersisa Hanya Air Mata

5 April 2019   02:28 Diperbarui: 5 April 2019   02:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.pixabay.com

  "Bu, saya Mizan,"tukasnya

"Saya teman Agus. Agus itu memang kerja di pabrik bu. Benar. Ibu jangan merasa sedih dan merasa bersalah. Ada alasan tertentu mengapa Agus melakukan hal ini." Surti menatap Mizan dengan tanda tanya besar. Mizan menceritakan kalau sepulang kerja atau sebelum kerja memang Agus suka melaukna begal. Itu tujuannnya untuk menambah penghasilannya, karena upah jadi buruh pabrik tak mungkin bisa mencukupi biaya sekolah adik-adiknya.

"Jangan salahkan Agus,bu. Dia orang baik. Di pabrik saja dia banyak menolong teman-temannya yang kesusahna." Mizan merangkul pundak Surti dan memapahnya pulang ke rumah. Air mata Surti masih memabasahi pipinya, entah sampai kapan dia akan menangisi anaknya yang dia banggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun