Jadi konteks yang sebenarnya disoroti Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sangat keliru, harusnya Hasto santai saja.Â
Jadi mungkin Hasto kegerahan saja, partainya stres calonkan Puan, elektabilitas tidak goyang-goyang pada papan bawah.Â
Padahal hati kecil dan kalkulasi politik Hasto, pasti tidak setuju juga Puan dimajukan sebagai Capres PDI-P. sehingga efek kesalnya ke reshufle.
Tidak ada senjata lain yang bisa menembak NasDem kecuali sorot NasDem agar menarik tiga menterinya di Kabinet Indonesia Maju.Â
Semrntara NasDem tidak merasa meninggalkan Jokowi, karena Surya Paloh minta izin sama Jokowi untuk unggulkan Anies.
Kubu Anies sebenarnya yang paling diperhitungkan akan menjadi lawan berat adalah Prabowo, bukan Puan Maharani.
Sebenarnya kalkulasi politik dan hitungan Surya Paloh dan Jusuf Kalla, yang dianggap lawan terberat adalah Prabowo dan Ganjar Pranowo.
Nah, NasDem sudah membuat satu manuver yang cukup berani, dengan mengamputasi kekuatan Ganjar di PDI-P dengan gencarnya PDI-P mendukung Puan ketimbang Ganjar.
Artinya sekarang, NasDem tinggal dua langkah lagi, perkuat atau dapatkan koalisi permanen dan cari pasangan untuk Anies yang bisa libas Prabowo.
Kalau Megawati ingin tetap berjaya dan bisa melawan Anies dan Prabowo, ya jadikan pasangan Ganjar-Puan, berarti tiga pasangan calon presiden di Pilpres 2024.
Bila Megawati ingin lebih kemenangan ditangan, mundur selangkah dengan berkoalisi Gerindra untuk paketkan Prabowo-Puan, berarti Pilres 2024, terjadi head to head antara Prabowo dan Anies.