Makanya penulis berani katakan bahwa Surya Paloh itu hanya guyon menyerahkan Anies untuk memilih Cawapres yang disukainya, imposible.
PDI-P saja nyata lolos syarat ambang batas 20 persen presidential threshold, tidak mudah Puan mendapatkan pasangan Cawapres, apalagi NasDem suaranya minus 10 persen. Mana bisa Anies bebas memilih?
Kelihatan NasDem dan Gerindra sudah hebat cara manuver politiknya, sampai banyak kader kedua parpol itu stres dan mundur. Padahal belum apa-apa deklarasi capres itu.
Baca juga:Â Pesan Politik Prabowo ke Mega dan Jokowi dari Sentul Bogor
Parpol juga banyak stres dibuat oleh NasDem dan Gerindra, atas ulah masing-masing King Makernya membuat manuver berjudul "deklarasi capres tanpa koalisi"
Salah satu contoh yang kurang paham menyikapi proses manuver politik NasDem, itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tiba-tiba mengusung Ganjar-Yeni.
Itu hanya karena gerah rivalnya Anies telah di deklarasi oleh NasDem. Malah akan lebih merusak posisi Ganjar di mata PDI-P, bisa salah paham lagi Megawati bila gunakan rasa sikapi deklarasi PSI.
Penulis yakin bahwa PSI itu tidak pernah minta kesiapan serta persetujuan Ganjar dan Yeni lalu diumumkan. Jelas terbaca elit-elit PSI panas akibat NasDem deklarasi Anies.
Baca juga:Â Strategi Gus Imin Menarik Simpati Prabowo Subianto
Ada juga analisa alternatif kenapa Surya Paloh ekspose serahkan ke Anies untuk pilih cawapres, agar kandidat cawapres yang gatal, bisa curhat ke Anies.
Artinya NasDem gunakan tangan Anies untuk mendeteksi siapa saja yang bisa ditarik oleh NasDem dan koalisinya.