Gelombang protes Bonek tidak terhenti sampai di situ. Pada Kamis (15/9) malam Bonek melanjutkan aksi protes mereka ke kantor manejemen Persebaya di Sutos Mal Surabaya.
Bukan hanya karena hasil itu, Persebaya memang tampil buruk dalam tiga laga beruntun. Bajul Ijo julukan Persebaya, juga kalah tiga kali beruntun.
Sebelum kalah dari RANS Nusantara mereka kalah 0-1 dari Bali United dan 0-3 dari PSM Makassar. Harusnya Bonek Bajul Ijo jangan semarah itu, ya sportiflah kalau kalah dan jangan merusak fasilitas.
Azrul Jangan Mundur Total
Sebenarnya sederhana saran saya, jangan mundur. Kalau Azrul mundur, apalagi kalau sahamnya ditarik dari Persebaya, saya sanksi Persebaya akan lebih mundur lagi jauh kebelakang.
Saya sedikit paham bahwa Azrul masuk pimpin Persebaya bukan cari duit, justru duitnya anak muda ini yang bisa ludes atau habis di Persebaya, faktanya Azrul sebagai pemilik saham mayoritas disana.
Azrul putera tertua Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN), mundur setelah rentetan hasil buruk yang diderita tim Kota Pahlawan Surabaya. Kekalahan tersebut juga memantik kemarahan suporter, Bonek Bajul Ijo Persebaya.
Oknum Bonek melakukan pitch invasion di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo dan merusak beberapa fasilitas yang ada di lapangan.
Tapi mungkin bukan persoalan tersebut sehingga Azrul mundur, mungkin ada soal prinsip. Saya paham anak muda ini teguh pendirian, mandiri dan bukan manusia cengeng yang suka mengeluh, dia sekolah dan lama hidup di Amerika.
Saya sepakat Azrul, bahwa kalau kalah bertanding, jangan muncul suara-suara sumbang seperti, manajer out, pelatih out.
Karena jelas semua itu akan tetap selalu berulang dan akan selalu terdengar. Juga cara-cara seperti itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah.