Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sampah dan Potensi Kebohongan Klasik

26 Agustus 2022   13:57 Diperbarui: 26 Agustus 2022   15:18 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (baju putih) bersama Tim DLH Kab. Pasuruan dan Manajemen Taman Safari Pasuruan di TPS Taman Safari Pasuruan (15/6). Sumber: DokPri

Kebetulan penulis diberi amanah oleh Tuhan Ymk, sehingga menemukan solusi sampah di Indonesia melalui PKPS itu. PKPS itu bukan untuk penulis, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia.

PKPS sudah berdiri dan sementara berdiri di daerah-daerah. Akan berdiri satu PKPS per kabupaten dan kota di Indonesia dan nantinya PKPS akan berdiri di setiap negara yang ada Kedubes di luar negeri.

Alasan penulis berhenti berbisnis di sektor sampah, demi mengawal UUPS dan PKPS secara independen, tanpa ada kepentingan lagi dibalik perbaikan tata kelola sampah di Indonesia.

Kalau penulis mengawal UUPS dan PKPS tanpa berhenti berbisnis di sampah, maka potensi berbohong sangat kuat, karena bertaut dengan kepentingan bisnis. Itulah penulis sebut diatas, bahwa harus tegas memilih bisnis dan sosial.

Artinya penulis memotong kepentingan pribadi demi menghindari kebohongan, belajar untuk jujur.

Demi menghindari kebohongan yang sistemis, maka penulis dengan berat hati meninggalkan habitat bisnis sebagai entrepreneur, demi membangun UMKM dan menciptakan pengusaha baru yang handal di seluruh Indonesia, berbasis sampah.

Tahun 2015, penulis mendirikan lembaga nirlaba di Jakarta, Green Indonesia Foundation (GiF). Lalu tahun 2020, mendirikan Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) di Surabaya. Semua lembaga nir laba itu untuk mengawal tata kelola sampah di Indonesia.

Dalam perjalanan di urusan sampah ini, saat masih berbisnis belum begitu mengamati karakter para pengelola atau pemerhati sampah di Indonesia. Baik pebisnis sampah, maupun pemerhati sampah.

Kondisi sampah bila tidak di pilah. Potensi ekonomi terbuang, Sumber: DokPri
Kondisi sampah bila tidak di pilah. Potensi ekonomi terbuang, Sumber: DokPri

Sosial dan Bisnis Berbaur

Setelah mengamati lebih jauh, ternyata yang menjadi motivasi orang berbohong di persampahan, karena terjadinya pertautan urusan sosial dan bisnis yang tidak diberi garis yang tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun