Saya duga sahabat kompasianer tidak membaca tulisan artikel yang disajikan sahabat kompasianer itu. Lalu mengoreksi bahwa semua sudah tersaji di media daring dan berulang. Artinya untuk apa ditulis lagi, begitu mungkin pendapatnya yaaa ?????
Pendapat atau koreksi katanya berulang itu, sebenarnya menurut saya sedikit keliru, misalnya coba baca tuntas apa yang saya tulis tentang: Ferdy Sambo, Politik Pemilu atau Pilpres, Korupsi dan lainnya.
Ada tuh yang berbeda, coba baca deh artikel saya tentang Ferdy Sambo, Politik, Pilpres, lalu tulis di kolom komentar dibawah bila para kompasianer mendapat titik perbedaan, khusus masalah Ferdy misalnya, saya jamin berbeda.
Misalnya artikel saya tentang Ferdy, pasti ada berbeda, bukan hanya berbeda sesama kompasianer, saya pastikan berbeda pula dengan pemberitaan media daring, seperti Kompas, Detik, Metro dll. Coba baca tulisan saya secara tuntas.Â
Apa yang berbeda, diantara semua berita atau artikel tentang Ferdy Sambo. Lalu saya mohon bila menemukan perbedaan itu, berarti sahabat kompasianer jeli membaca. Saya tunggu komentarnya.
Perlu juga saya sampaikan sahabat hebat kompasianer, kita masing-masing berbeda pembaca. Begitu juga media daring lain, berita substansinya sama saja ya kan? Tidak apa apa, santai saja, abaikan saja bila tidak berkenan membacanya.
Karena sasaran  pembaca kita berbeda pula. Tulisan Si A dibaca oleh X, si B dibaca oleh Y dan si C dibaca oleh Z, dan seterusnya. Seandainya Kompasiana tertutup hanya dibaca untuk kompasianer saja yang membacanya (kecuali komentar), mungkin tidak perlu tulis kategori berita biasa, kita tulis opini saja.Â
Malah saya usulkan kepada Admin Kompasiana, agar pembaca umum bisa menulis komentar. Biar kita terbuka menerima apresiasi/koreksi dari eksternal atau umum.
Terhadap berita opini, coba baca lagi artikel-artikel saya, saya banyak bahas tentang sampah, dimana para kompasianer jarang membahasnya seperti apa yang saya bahas itu. Tapi saya tidak pernah koreksi, karena kita semua berbeda aktifitas.
Apa yang berbeda dari saya atau sahabat kompasianer sendiri disini kalau saya bahas tentang sampah, pasti kita berbeda. Karena aktifitas berbeda.Â
Kalau bahas berita biasa, seperti Ferdy Sambo, secara umum substansi sama. Namun pasti ada perbedaan dengan gaya kompasiana dengan media daring luar sana, atau gaya tulis sesama kompasianer berbeda pula. Itulah salaj satu bukti kekayaan kompasiana, rumah kita bersama, terima kasih Kompasiana (Group Kompas).