Tulisan Aksara Lontara Bugis La Galigo tersebut, bahwa Belanda ingin katakan kepada dunia, bahwa belajar dan investasilah di Indonesia, disana ada jejak sejarah yang positif untuk bisa dijadikan acuan untuk maju dan berkembang.
Adapun makna kalimat tersebut bahwa, ia telah berkelana dan mengunjungi berbagai tempat atau daerah, namun belum pernah ia melihat keindahan seperti yang ada di Sulawesi. Kalimat ini penuh makna konstruktif untuk bangsa Indonesia dan dunia.
Karena yang tertulis adalah huruf lontara, maka dipastikan daerah yang dimaksud adalah Sulawesi Selatan, Indonesia.Â
Pasti banyak tidak menyangka bahwa aksara Lontara Bugis La Galigo itu asalnya dari Indonesia. Pasalnya Lontara miliki aksara yang jauh beda dari Latin.
Hubungan sejarah panjang Indonesia-Belanda membuat setidaknya dengan karya sastra besar Indonesia terpampang megah di Belanda, negeri kincir angin yang merupakan sahabat Indonesia.
Sejatinya, ini adalah bentuk pengakuan Belanda akan keindahan dan kekayaan Nusantara. Pendeknya, potongan La Galigo tunjukan elemen moral keterpesonaan. Belanda jatuh cinta pada Indonesia, dan kita patut apresiasi itu. Artinya jangan lupakan sejarah.
Narasi dalam bentuk Lontara Bugis ini sebenarnya bisikan emosi Belanda yang tidak dapat terucapkan dan hanya melalui narasi seni lokal Nusantara yang dicat besar besar dekat perpustakaan kampus mereka di Belanda.
Sedikit tentang La Galigo, epik mitologi dari Sulawesi Selatan, menjadi naskah terpanjang di dunia dan sebagai Memory Of The World yang telah disahkan serta diakui UNESCO, dengan 13.000 baris teks dan 12.000 manuskrip folio.
Sebagai bukti dan fakta sejarah bahwa Belanda dan Indonesia adalah kawan yang saling membutuhkan. Bukan bangsa penjajah, tapi mentor disiplin Indonesia. Begitupun Indonesia, bukan negara terjajah, tapi murid yang "dipaksa"Â cerdas dan disiplin.
Dengan perbedaan yang ada, mari kita bangkit, belajar disiplin dari peninggalan kolonial. Agar kita bisa bangkit melawan penjajahan negeri sendiri, berantas korupsi. Agar Indonesia bisa merdeka seutuhnya.