Setidaknya dengan acara penentuan sikap politik Prabowo sebagai Capres 2024 dan Deklarasi Koalisi Gerindra bersama PKB, itu merupakan "pesan politik" Prabowo kepada Megawati dan Jokowi.
Terbaca pula "kekakuan bahasa tubuh" Prabowo dalam pidato politik tersebut, kelihatan dan merasa ada Jokowi dan Megawati di depan layar gadget atau TV, menonton dirinya di depan anggota Gerindra yang luar biasa semangat untuk memenangkan Prabowo pada kontestasi Pilpres 2024 yang akan datang.
Artinya,
Prabowo dengan tegas dan lugas- dalam bahasa politis paradox - memberi signal kepada Megawati dan Jokowi,
bahwa;Â
Bila Bapak Jokowi dan Ibu Megawati yang kami hormati, tetap ingin ajukan semua masing masing jagoannya, satu paket atau terpisah, maka dengan segala kerendahan hati, kita berpisah alias berkompetisi di Pilpres 2024.
Tanpa harus ada adu domba diantara anak bangsa. Kita tetap berkawan walau beda jalan dan prinsip, itulah politik sehat. Tapi satu tujuan untuk Indonesia Raya.
Hebat Prabowo, berani, konsisten dan berintegritas dalam berkawan. Jujur dan tenang dalam melangkah pada suasana yang labil.
Perhitungan politik Prabowo kali ini keren cadas, mungkin sudah takdirnya menjadi Presiden RI ke-8 2024.
Sebagaimana ramalan KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Presiden RI ke-4, bahwa Prabowo akan menjadi Presiden RI pada usia tua.
Bagaimana pendapat Anda?