Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kegelapan Logika dalam Penegakan Regulasi Sampah di Indonesia

15 Maret 2022   19:08 Diperbarui: 15 Maret 2022   21:26 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi program bertajuk "sedekah sampah" semua program ini hanya dibungkus label atau terkesan agamis saja untuk menggugah masyarakat, sudah diluar logika atau nalar berpikir dan bertindak positif. Malah berpotensi menista agama. 

Benar-benar logika berada dalam kegelapan, karena sinaran cahaya hedonis yang membungkus jiwa-jiwa kerdil, padahal konon berpendidikan tinggi, yes....katanya dan entahlah.

Ilustrasi: Surat Edaran KPB-KPTG ke-2 yang menjadi dasar penjualan kantong plastik berbayar, DokPri #GiF
Ilustrasi: Surat Edaran KPB-KPTG ke-2 yang menjadi dasar penjualan kantong plastik berbayar, DokPri #GiF

Baca Juga:  Menjadi Pembeda dalam Membangun Tata Kelola Sampah Indonesia

Seharusnya para pihak menyadari dirinya bahwa apa yang dibuatnya itu bermasalah dan merugikan semua pihak dan memang patut diduga terjadinya pungutan liar khususnya oleh toko ritel modern dan super mal atas KPB-KPTG itu, termasuk program lainnya hanya mempermainkan dana-dana CSR saja. 

Tentu semua ini bisa terjadi karena terjadinya permainan kotor oleh oknum penguasa dan pengusaha prmilik CSR. Juga program-program yang dibuatnya hampir semua mangkrak dam stagnan yang hanya berahir dengan wacana saja. Karena semua orientasi proyek pencitraan.

Jadi kesimpulannya masalah sampah di Indonesia karena sudah mengarah pada persinggungan "pribadi dengan basis suka tidak suka saja" tanpa ada alasan obyektif menolak sebuah solusi dengan cara melakukan analisa secara terbuka atas "yes or no" dari sebuah solusi yang ada, khususnya yang diberikan oleh penulis. Hanya karena menggunakan "kekuasaan semu" sehingga mampu berbuat sekehendaknya, mengabaikan usulan dari masyarakat umum.

Ingat sahabatku semua di lintas K/L dan asosiasi- asosiasi bahwa semakin resistensi tanpa kata, maka semakin kelihatan kekurangan dan kelemahan disana dan semua itu merupakan bom waktu yang suatu masa bisa mencederai Anda sendiri. Itu saja yang harus dipahami demi meluruskan tata kelola sampah Indonesia yang benar dan berkeadilan.

Jakarta, 15 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun