Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kelangkaan Minyak Goreng hingga Paradigma Keliru Minyak Sawit dan Kelapa

11 Maret 2022   18:32 Diperbarui: 13 Maret 2022   12:33 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi sesungguhnya kedua jenis minyak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jika memilih menggunakan minyak kelapa sawit untuk memasak disarankan untuk mengganti minyak setelah 1-2 kali pakai. Sementara menggunakan minyak kelapa bisa saja dipakai sampai 3-4 kali.

Jika memilih minyak kelapa, maka disarankan menggunakan dengan porsi yang tidak berlebihan yakni kurang dari 20-30 gram sehari (setara dengan maksimal 2-3 sendok makan perhari).

Alternatif lainnya adalah mencoba minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) yakni minyak kelapa murni yang diproses dan disaring lebih lama, minyak ini sebenarnya jauh lebih sehat dan ekonomis.

VCO diduga sedikit lebih baik karena mengurangi efek bahayanya dibanding minyak kelapa olahan, meski komposisi asam lemaknya sangat mirip.

Apapun yang kita pilih ada satu hal yang perlu diingat bahwa sebisa mungkin batasi konsumsi minyak dan lemak dalam sehari. Apalagi jika memiliki kebutuhan khusus, misalnya menderita penyakit asam lambung.

Jadi sesungguhnya janganlah terlalu gelisah dengan kelangkaan minyak goreng ini, kita harus cerdas membaca fenomena kelangkaan minyak goreng ini. Karena semua ini dapat diduga akan ada impor minyak goreng dalam waktu dekat.

Mari kita kembangkan industri rumahan pada semua kabupaten dan kota di Indonesia, agar Indonesia tidak tergantung pada produksi minyak sawit yang dimiliki para pemodal besar. Mari kita lepaskan diri dari ketergantungan pihak lain, segera bangun kekuatan sendiri.

Jakarta, 11 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun