Bila kalah, akan berefek sangat buruk pada Presiden Jokowi. Bisa diartikan masyarakat tidak senang pada Presiden Jokowi yang juga "seakan" ikut meramaikan "politik dinasti" di Indonesia.
Benar, sangat memalukan jika anak dan mantu Presiden Jokowi kalah di Pilkada, seharusnya Gibran dan Bobby menahan diri dulu -- sabar satu langkah -- maju di Pilkada 2020 sampai ahir masa tugas Presiden Jokowi 2024, mereka masih muda dan belum punya pengalaman mumpuni dalam politik dan kepartaian.Â
Apalagi Gibran melawan si Tukang Jahit dan Ketua RW. Hal ini merupakan pertarungan nama dan harga diri keluarga Presiden Jokowi akan tercoreng jika Gibran dan Bobby kalah.Â
Kalau pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) komperitor Gibran-Teguh tidak punya beban, justru jadi semangatnya bertambah melawan kubu yang super power segalanya.
Gibran-Teguh diprediksi akan kesulitan mengalahkan lawannya. Sebab, diketahui bahwa pasangan Bajo maju Pilkada Solo 2020 melalui jalur independen.Â
Sebuah keputusan cerdas oleh Bajo tanpa bisa dipermainkan oleh partai dalam konteks penciptaan musuh dalam selimut, bila diusung oleh partai. Tim sukses pasangan Bajo yang hebat cara berpikir dan strateginya, siapa seh konsultan politik pasangan Bajo ???Â
Sebagai pasangan independen, itu merupakan langkah atau test awal -- pemanasan -- menguji konstituen sebelum Hari "H". Biasanya calon dari jalur independen mampu menyalip kandidat populer atau sekalipun incumbant. Pasangan Bajo bisa menambah simpati rakyat Solo karena sangat lemah dibanding lawannya. Lemah yang akan menjadi kuat di hati rakyat pemilih.
Banyak kalangan politis dan akademisi dan masyarakat menilai dan prediksi bahwa Gibran dan Bobby akan berjuang keras untuk memenangkan Pilkada 2020, demi harga diri Presiden Jokowi dan partai-partai besar yang mendukungnya. Juga sekaligus uji coba aspirasi rakyat atas partai besar pendukung putra sulung Presiden Jokowi tersebut setelah mendukung UUCK.Â
Utamanya posisi Gibran sangat rawan dan diprediksi akan kalah dari kompetitornya si Tukang Jahit dan Ketua RW. Â Dipahami bahwa ini adalah merupakan pertarungan akal sehat bagi masyarakat konstituen di Solo.
Bisa jadi masyarakat Solo akan bergeliat dan lebih menggunakan akal dan rasa untuk mendukung pasangan Bajo dan bisa jadi akan meninggalkan Gibran yang punya power sebagai anak presiden.
Kekuatan akal dan belas kasih yang bisa memenangkan si Tukang Jahit dan Ketua RW itu untuk sebuah perubahan di Solo dalam melawan dinasti politik.