Menteri Sebagai Pejabat Publik
Menkes Dr. Terawan sebagai seorang pejabat publik seharusnya hadir untuk menghargai jabatannya dan undangan Najwa sebagai jurnalis. Apalagi acara tersebut demi kepentingan publik, bukan kepentingan diri dan kelompoknya, tapi mewakili masyarakat.
Menkes Dr. Terawan seharusnya tidak boleh menghindar, bisa juga tanpa hadir di studio, melalui zoom dan lainnya secara live online. Seharusnya Menkes memilih alternatif lain tersebut. Karena publik butuh penjelasan Menkes secara langsung sekaitan pandemi Covid-19.
Apalagi dalam masa kegalauan publik atas pandemi Covid-19. Kemungkinan buruk bisa saja terjadi bila semua masalah dianggap remeh, harus dijaga bersama dan waspada jangan terjadi. Karena bisa memunculkan persepsi macam-macam pada publik. Apalagi Najwa telah mengundang berulang kali.
Dahlan Iskan: Najwa Mencerah Jurnalis
Strategi komunikasi Najwa sebagai jurnalis dan presenter sedapatnya diapresiasi oleh masyarakat, apalagi sesama jurnalis.Â
Sebuah pembelajaran berharga bagi jurnalis, belajar semangat pantang menyerah. Karena Najwa tetap tidak habis akal untuk mengejar narasumber yang kompeten.
Menurut mantan Menteri BUMN yang juga jurnalis senior Dahlan Iskan, bahwa dunia jurnalistik mendapat pencerahan dari Najwa Shihab, melakukan "drama" wawancara bersama "Kursi Kosong"
"Itulah contoh wartawan yang terus berjuang di dunia jurnalistik. Apa pun hambatan yang dialami -- termasuk -- sulitnya menghubungi sumber berita" Dahlan Iskan.
Lebih lanjut Dahlan Iskan yang saat ini mengawal "Harian DI'Sway" bahwa apa yang dilakukan Najwa Shihab itu sekaligus mengingatkan para pejabat publik bahwa mereka tidak bisa menutup diri. Tidak boleh.
Toh wartawan punya banyak cara. Untuk menghadapi pejabat publik yang tidak mau membuka informasi. Wartawan berbeda dengan aktivis bidang hukum. Yang bisa menempuh cara hukum: menggunakan UU Keterbukaan Informasi.