Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Peluang Putra-Putri Pendiri Parpol menuju Indonesia Satu

12 Mei 2020   03:31 Diperbarui: 12 Mei 2020   03:41 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak-anak membawa bendera merah putih di desa pesisir pulau Ndao, Rote, Nusa Tenggara Timur, Kamis (13/8). Minimnya lahan bermain anak di daerah pesisir tersebut membuat mereka memanfaatkan pantai dan dermaga sebagai tempat berkumpul dan bermain. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/15.

Baru SBY yang sukses mengantar Sang Putera Mahkota AHY menuju puncak partai, AHY dengan aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat (17 Mar 2020) menggantikan dirinya sebagai ketum. 

Itupun melalui jalan sedikit berliku seorang AHY karena bukan politikus murni. Karena sebelumnya mundur dari TNI karena menjadi syarat mutlak untuk ikut Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 dan AHY gagal pada putaran pertama. 

AHY terhitung sangat baru dan bisa disebut lugu dalam berpolitik. Namun AHY sadar dengan kekurangannya, setelah gagal dalam Pilkada DKI Jakarta. AHY malah justru bangkit, dengan memperkuat dan menjalan silaturahmi dengan lawan-lawan politik SBY. 

Termasuk mendekati Pemerintah Jokowi, datang menemui Ketum PDIP Megawati yang menjadi seteru SBY. AHY terus menerus sosialisasi dan menjadi narasumber dimana-mana. AHY mengasah nyalinya di depan publik.

Hanya saja, bila AHY ingin maju dan besar bersama Partai Demokrat. Harus meninggalkan bayang-bayang SBY. Harus menjadi diri sendiri, penulis rasa AHY patut diperhitungkan dalam alih generasi kepemimpinan di NKRI ke depan.

Baca Juga: Hanafi Rais Mundur dari PAN, Keluarga Amien dan Zulhas Bakal Pecah 

PM dan PDIP 

Beda sedikit dengan Mega dalam mengawal anaknya (PM) untuk memegang tampuk kepemimpinan PDIP. Sepertinya Mega masih berat menghadapi kenyataan alias malu-malu kucing2an mendorong PM menjadi Ketum PDIP. Karena tentu Mega sadar bahwa banyak kader PDIP yang bisa menggantikan dirinya dan bukan sang putri mahkota PM.

Maka Mega memilih jalan melingkar, tetap memegang posisi Ketum PDIP, sambil menunggu kematangan dan status PM untuk bisa diperhitungkan. Malang melintang jabatan PM. Selain menteri juga saat ini sebagai Ketua DPR-RI. Sebenarnya kans PM sudah bisa duduk sebagai Ketum PDIP untuk mulus menjadi calon presiden 2024.

Tapi apakah dengan pengalaman dan jabatan PM tersebut, Mega sudah mudah mengantar dan menaklukkan kader PDIP yang umumnya piawai dalam politik. Tentu PM masih susah duduk sebagai Ketum PDIP menggantikan Mega. Karena kondisi ini pasti sudah terbaca oleh para kader potensi di PDIP untuk menghadang PM.

Baca Juga: Jadi Caleg, 4 Anak Petinggi Parpol Ini Diprediksi Lolos ke Senayan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun