Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 Membawa Pesan Restorasi Hubungan Ketuhanan dan Kemanusiaan

17 April 2020   22:59 Diperbarui: 18 April 2020   02:14 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Cuci tangan untuk jauhi kegiatan Kotor. Gramedia Surabaya (17/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

Pesan utama dibalik pandemi Covid-19 dengan amanat atau perintah sikap dengan "Jaga Jarak Aman" atau "diRumahAja" atau "Cuci Tangan", semua menjadi satu makna saja secara psikis dan fakta bahwa "Jauhi atau hindari berbuat kesalahan"

Pemerintah dan alim ulama harus memberi pemahaman dan sosialisasi yang benar tentang Covid-19. Baik secara fisik kesehatan maupun psikis terhadap makna sebuah bencana yang diturunkan Tuhan Ymk.

Baca Juga: Produsen Masker atau APD "Wajib" Mengelola Sampah atau Limbah B3-nya

Keliru Penanganan Terdampak Covid-19

Dalam pemulasaraan jenazah pasien virus corona atau COVID-19. Khususnya dalam penanganan mayat di rumah sakit sampai pada pemakaman. Agar mempertimbangkan rasa kemanusiaan. Saat ini sangat terkesan di "dramatisir" kondisinya.

Sangat mencekam dan tidak manusiawi. Apalagi menghadapi keluarga yang ditinggalkan sangat sedih melihatnya dengan cara perlakuan "dipaksa" memisahkan mereka tanpa harus bisa mendekati mayat dan menghadiri atau mengantar ke pemakaman.

Padahal terjadi situasi perpisahan terahir di bumi dengan si korban dan juga menurut si ahlinya, bahwa virus Corona sudah ikut mati bersama si korbannya. Apanya yang bermasalah ???

Kondisi "pemisahan" tersebut sangatlah tidak masuk akal, sepertinya rasa itu sudah hilang karena ketakutan mendekati mayat. Malah akan memperburuk keadaan menghadapi Covid-19 bila cara pemerintah sendiri yang terlalu berlebihan menyikapinya.

Termasuk kondisi ini berdampak negatif, antara lain terhadap perawat dan dokter yang menangani pasien terdampak Covid-19 di jauhi warga, malah ada perawat diusir dari kost tempat tinggalnya. Karena tentu dianggap atau bisa sebagai curir atau pembawa Covid-19. 

Baca Juga: Perppu Covid-19 "Digugat" Uji Materi ke Mahkamah Konstitusi oleh Kelompok Masyarakat

Paling serem, terjadi penolakan pemakaman dimana-mana. dan banyak kejadian aneh lainnya dalam menyikapi keadaan ini. Sudah hilang rasa kemanusiaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun