Kategori untuk kebutuhan manusia, hewan dan untuk kegunaan menyiram tanaman yang di hilir Jakarta. Target ini yang mesti dicanangkan oleh pemangku kepentingan sebagai pondasi pengelolaan air dan sampah se Jabodetabekjur.Â
Gubernur Anies seharusnya menjahit kerjasama atau keharmonisan antar wilayah penyangganya, agar menemukenali masalah dan merancang solusi secara sinergitas. Jangan malah saling menyalahkan. Petik hikmah saja atas banjir tersebut. Agar dengan mudah mengatasinya.Â
Beberapa wilayah yang menyanggah DKI Jakarta yang berada dalam Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Banten seharusnya sinergi dalam menciptakan strategi pembangunan berkelanjutan. Jakarta lah harus menjadi pelopor utama untuk mendukung pembangunan infrastruktur daerah sekitarnya. Jakarta tidak bisa hidup tanpa Banten dan Jabar. Prinsip ini yang harus dipegang oleh Anies dalam memimpin DKI Jakarta.
Tiga provinsi ini menjadi penanggungjawab utama ibukota negara, bukan cuma DKI Jakarta saja. Hal ini merupakan dasar keberadaan Badan Kerja Sama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur (BKSP Jabodetabekjur).Â
Forum BKSP Jabodetabekjur itu harus diefektifkan dan diberi kewenangan perencanaan dalam mengatasi permasalahan antarkota mitra. BKSP Jabodetabekjur harus efektif menjadi konseptor regionalisasi transportasi, sampah, perumahan, banjir sampai kepada memikirkan regional marketing dengan membangun terminal agribisnis, perparkiran di daerah perbatasan kota dll. Terutama kemacetan dan sampah bisa diminimalisir masuk kota Jakarta beserta wilayah kota penyanggahnya.Â
BKSP Jabodetabekjur pada tahun 2013, dimana Jakarta saat itu dipimpin Gubernur Jokowi. Atas usul penulis kepada Gubernur Jakarta, Banten dan Jawa Barat melalui BKSP telah dibentuk sebuah program yang diberi nama Jabodetabekjur Zero Waste (JZW) dimana penulis dipercaya sebagai Sekretaris JZW (2013-2023). JZW diharapkan untuk mengawal program pengelolaan sampah dalam wilayah Jabodetabekjur.
Beberapa program strategis, selain revitalisasi Sungai Ciliwung, terkhusus masalah banjir dan sampah yang menjadi konsentrasi penulis, mengajukan usul ke BKSP untuk secara serius membangun dan secara regional, khusus untuk antisipasi sampah dan banjir yang menjadi penyakit kronis ibukota Jakarta dan sekitarnya, antara lain:Â
Pertama:Â Membangun instalasi pengolahan sampah kawasan disemua titik potensi sampah terbesar, khususnya pasar tradisional dll. Termasuk membangun instalasi olah sampah di 74 kelurahan (27.000 KK) sepanjang bantaran Sungai Ciliwung (Jakarta Selatan ke Utara) dan 13 kali atau anak Sungai Ciliwung yang menghiasi Jakarta.Â
Secara perlahan, massif dan sinergitas  dibangun instalasi pengolahan sampah pada 15 kabupaten dan kota se Jabodetabekjur dengan prioritas dari hulu Sungai Ciliwung Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok serta pada bantaran Sungai Cisadane Kota Tangerang-Banten serta kawasan lainnya yang dianggap berpotensi atau rawan sampah dan banjir.