Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Segera Ubah Paradigma "Ber"-Koperasi!

17 Desember 2017   16:03 Diperbarui: 17 Desember 2017   23:09 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat survey Pengelolaan Sampah dan Koperasi di Korsel (dok-Asrul)

Kesuksesan utama Kopersi Tani NACF (National Agricultural Cooperative Federation) dalam menerapkan prinsip Gotong Royong yaitu tidak ada satupun anggota koperasi NACF yang sandiwara #kamuplase atau anggota bohongan seperti terjadi pada ke"anggota"an koperasi di Indonesia. Pelaksanaan koperasi di Indonesia, hanya didirikan oleh arang per orang dalam keluarga atau kelompok, anggotanya hanya formalitas saja. Pola ini yang harus dirubah secara radikal bila ingin maju, mandiri dan sejahtera. Hentikan wacana-wacana ke"gotong-royong"an yang terjadi "lipstik selama ini. Itu hanya pembodohan dan kebohongan publik saja.

Apa Progres dan Hasil Koperasi Tani NACF Korsel?

Penulis saat survey Pengelolaan Sampah dan Koperasi di Korsel (dok-Asrul)
Penulis saat survey Pengelolaan Sampah dan Koperasi di Korsel (dok-Asrul)
Koperasi Tani NACF yang memiliki lahan sawah atau perkebunan dan mereka pula yang bertani (memanage), punya industri hulu (pangan dan penunjangnya) untuk memenuhi kebutuhan olah taninya, seperti industri pupuk organik berbasis sampah, koperasi yg menjadi supplier, koperasi yang memiliki toko ritel dst. Sampai Koperasi Tani NACF juga punya dan memiliki saham di per"bank"an, juga Koperasi Tani NACF memiliki saham di Pasar Modern Lotte Mart, punya saham di Industri Atomotif -- Mobil -- Merek Hyundai, Koperasi Tani NACF punya media Surat Kabar, punya Asuransi dll. Dalam arti kata, mereka yang memproduksi, menjual dan memakai sendiri.

Pertanyaannya:

Kapan pelaksanaan Koperasi Indonesia yang konon dikenal sebagai usaha atau prinsip gotong-royong, bisa mengikuti pola gotong-royongnya Koperasi Tani NACF Korea Selatan tersebut.....?!

Perlu diketahui bahwa, Koperasi Tani (NACF) Korsel lebih kurang sama posisinya Koperasi Unit Desa (KUD) di Indonesia. KUD di Indonesia fakta hanya di"manfaat"kan oleh elit-elit penguasa dan pengusaha berdasi atau golongan-golongan tertentu saja.

Belajarlah dan aplikasilah "koperasi bergotong royong" di Korea Selatan, Jepang dan China. Tapi jangan cuma sekedar study banding kesana, seperti selama ini tradisi terjadi pada birokrasi dan legislator bila adakan study banding hanya pesiar saja, habis uang rakyat (APBN/D). Namun harus aplikasi systemnya dengan jujur. Intinya Koperasi Tani NACF itu mengaplikasi pemikiran besar Bung Hatta dalam berkoperasi. Tidak malukah Indonesia ?! Sebuah pertanyaan besar yang harus kita jawab bersama demi menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan Indonesia berbasis koperasi.

Majulah Koperasi, Majulah Ekonomi Kerakyatan !!!

Bacaan Terkait:

AsrulHoeseinDiary

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun