Mohon tunggu...
Hasna NabilaQotrunada
Hasna NabilaQotrunada Mohon Tunggu... Penulis - Menuju tak terbatas dan melampauinya

Hasna Nabila Qotrunada. Seorang penulis amatir yang ingin berbagi lewat tulisannya. Semoga apa yang dibagi di sini dapat bermanfaat bagi teman-teman. Jika ingin menyampaikan sesuatu dapat ketik di kolom komentar atau kunjungi instagram @hsnblqtrnd

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diskusi Struktur Puisi

5 April 2020   11:54 Diperbarui: 5 April 2020   12:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi semuanya! Hari ini kita akan membicarakan tentang unsur-unsur puisi. Ga perlu lama-lama, langsung aja kita bahas ya!

Unsur puisi itu dibagi menjadi dua, yaitu unsur fisik dan unsur batin. 

Pertama, kita bahas dulu tentang unsur batin puisi ya. Yang namanya batin, pasti ga keliatan. Ga bisa dilihat guys, tapi bisa dirasakan. Nah, kalo lo pernah baca puisi, pasti lo bisa merasakan sesuatu yang disebut unsur batin, cuma kadang lo ga sadar gitu. Jadi, di sini gue mau kasih tau lo tentang unsur batin puisi. Unsur batinnya puisi itu ada :

1. Tema

Rata-rata, semua karya itu pasti punya tema. Tema tuh kayak jadi dasar semua karya gitu, guys. Ibarat orang idup, tema tuh imannya dia. Kepercayaannya dia. 

Jadi kalo kita bikin karya dengan tema tertentu, jangan sampai kita mengingkari tema tersebut. Sama kayak kita jangan sampai mengingkari kepercayaan kita sendiri.

2. Rasa

Kalo rasa ini, pastinya lo udah pada tahu kan ya. Kalo lo baca puisi sedih, terus tiba-tiba ngerasa ih kok gini sih, sedih banget bacanya. Nah, itu yang disebut rasa atau feeling. Seorang penulis puisi, waktu dia nulis, dia harus memperhatikan kata-katanya gimana biar pembaca tuh bisa larut sama puisi yang dia baca.

3. Nada

Ini kayak nama belakang gue ya guys, Nada.  Gue pernah dikasih tahu sama sobat gue, kalo nada itu, sikap penulis atau penyair terhadap pembacanya. Jadi ini saling berkaitan dengan unsur lainnya. 

Gimana cara penulis menyampaikan tema dari tulisannya, dalam hal ini puisi, kepada pembacanya. Tentunya harus memperhatikan juga biar rasa atau feelnya itu sampe ke pembaca yah. Contohnya nada, ada nada menggurui, nada menasehati, gitu-gitu. Beda ya sama nada yang ada di musik.

4. Amanat

Kalo ini pastinya lo tahu lah ya. Gue inget banget tuh ada di buku cetak pelajaran Bahasa Indonesia, tulisannya gini nih : "Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan seorang penulis kepada pembaca atau penonton." Nah pengertian amanat dalam semua karya itu hampir sama, guys. 

Jadi, kalo lo mau bikin suatu karya, jangan lupa kasih amanat di dalemnya. Kenapa si amanat ini masuk ke unsur batin alias unsur yang ga keliatan? Karena biasanya para penyair itu kalo nulis puisi pake bahasa kiasan, di mana arti dari tulisannya itu harus lo cari sendiri. Pake hati lo, pake pikiran lo, ga boleh nyontek ya. Hehe, ga jelas amat gue.

Udahlah ya, sekarang kita lanjut ke unsur fisiknya puisi. Yang namanya fisik, itu pasti yang keliatan ya. Kayak fisik orang, ada yang tinggi, ada yang besar, dan lainnya. Nah, unsur fisik puisi itu ada beberapa guys, yaitu :

1. Typografi

Typografi atau seni penulisan ini maksudnya bentuk tulisannya alias bentuk puisinya. Jadi, kalo lo nulis puisi itu ga perlu terlalu saklek sama kaidah PUEBI guys. Kalo lo nulis puisi sesuai kaidah PUEBI itu bikin puisi lo bagus, ya silakan. 

Tapi kalo ga sesuai PUEBI dan puisi lo makin bagus, kenapa engga. Tergantung puisinya juga ya. Inget, ini puisi. Beda cerita kalo lo nulis prosa atau karya ilmiah ya. Contoh puisi yang pake typografi ga sesuai dengan PUEBI ini, bisa kita liat di puisi  berikut nih guys :

dan apakah kaumasih menginginkan

kuungkapkan kalimat :

"ini bukan perpisahan, kawan

kita akan segera berjumpa

dalam kisah yang sama"

Awal dari setiap kalimat sengaja ga gue tulis pake huruf kapital. Kesalahan disengaja yang lain, silakan telaah sendiri ya. Boleh ditulis di kolom komentar.

2. Diksi

Diksi disebut juga pilihan kata. Satu kata biasanya punya beberapa sinonim. Nah, diksi ini merupakan tugas penulis untuk mencari kata yang pas dengan puisinya. Maksudnya pas di sini, bisa berarti ketepatan rima, kejelasan maksud, atau tujuan lainnya. Contohnya :

Lalu aku bertanya pada hampa :

Haruskah kuteteskan air mata

Oleh beberapa tangis, tawa, dan cerita

Yang telah berlalu dan mungkin terlupa

Karena kita tidak bisa kembali pada mereka?

Dalam puisi di atas, kita ambil satu kata, misal cerita. Kata "cerita" punya beberapa sinonim, yaitu : kisah, hikayat, riwayat, sejarah, narasi, dan lain-lain. Tapi gue pilih kata cerita, biar terbentuk rima, yaitu akhiran "a". Paham ya.

3. Imaji

Imaji adalah susunan kata yang dapat mengungkap pengalaman indrawi. Kayak penglihatan, pendengaran, dan penciuman, dan lainnya. Contoh penggalan puisi yang mengandung imaji :

Hari ini kutatap kalender di dinding

Wajahnya tampak kusam

Nah penggalan puisi di atas mengungkapkan pengalaman indra penglihatan. Dengan membaca puisi tersebut, orang akan membayangkan melihat kalender yang kusam.

4. Kata Konkret

Kata konkret adalah pilihan kata yang mewakili makna wujud, fisik, dan yang sesuai dengan konteks puisi. Biasanya berpa kiasan ya. Jadi, kata yang sama jika digunakan dalam puisi yang berbeda bisa memiliki makna yang berbeda juga. Contohnya :

Penggalan puisi 1 :

Tuan hujan datang mengetuk daun jendela

Pagi yang mengantuk enggan membuka


Penggalan puisi 2 :

Tepat saat pandang memudar

Isak sedan terdengar

Hujan telah datang

Dari kedua puisi di atas, kita coba telaah kata konkret "hujan". Dalam puisi pertama, hujan yang dimaksud adalah seseorang yang datang mengunjungi orang lain. Sedangkan dalam puisi kedua, hujan yang dimaksud adalah tangisan atau air mata. Jadi gimana, paham ya maksudnya?

5. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif ini sering disebut majas. Tahu kan majas? Ada yang menyebut bahasa kiasan. Majas ini banyak macemnya. Kalo mau lebih jelas silakan baca artikel lain tentang majas karena gue ga ngomongin majas terlalu rinci di sini. Intinya ya majas itu bukan arti sebenarnya. Memang banyak "kebohongan manis" dalam puisi ini guys. Oke, langsung contoh aja ya biar paham :

Teriak angin menyadarkanku

Ah, aku terbawa kenangan masa lalu

Dan sekarang aku tahu

Rinduku berawal dari situ

Bisa diliat ya guys, di baris pertama puisi di atas, gue tulis "Teriak angin menyadarkanku." Mungkin ga sih kalo angin itu teriak-teriak. Nggak, kan? Jadi itu tergolong dalam bahasa figurative, tepatnya majas personifikasi.

6. Verifikasi

Verifikasi ini menyangkut tentang rima, ritme, dan metrum guys. Apaan dah itu? Satu-satu dulu yak.

Pertama, rima. Rima itu bisa juga disebut persamaan bunyi. Mau di awal, tengah, akhir, kalo bunyinya sama ya udah berarti namanya rima.

Kedua, ritme. Ritme ini bisa disebut juga ritma atau irama. Artinya, alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi, panjang pendek bunyi, keraas lembut tekanan, dan lainya. Udah bisa bayangin kan? Kayak kalian dengerin orang baca puisi, dia ada panjang pendek, gitu-gitu.

Terakhir, metrum. Metrum sendiri adalah pengulangan kata yang tetap. Intinya nih ya, di struktur verifikasi ini tujuannya adalah membuat puisi lebih indah jika dibacakan atau dibuat musikalisasi. Yah, hampir gitu lah. Contohnya ya :

Sunyi terus menyintas resah

Dedaun berkerisik nyanyian gundah

Ada rasa yang tidak bisa lagi kaurasa

Ada kata yang tidak bisa lagi kueja

Dan sejak senja ini sajakku jadi berbeda

Tidak ada lagi cerita tentang kita

Jelas, kan verifikasi dari puisi di atas? Gue pernah bikin musikalisasinya sih dan menurut gue enak juga kok. Haha, itukan karena ini emang puisi gue. Tapi ya udah lah ya. Kalo mau liat hasil musikalisasinya, silakan cek dah di ig gue @hsnblqtrnd. Jadi promosi kan.

Yap! Itu dia sedikit pengetahuan dari gue yang bisa gue share di sini. Gue ga pengen menggurui, karena pada dasarnya gue juga masih dalam tahap belajar. Tapi kalo kalian mau ngajak diskusi dengan pengetahuan gue yang terbatas ini (ceilah) silakan komen atau hubungi kontak gue. 

Btw semua puisi yang gue pake di contoh itu karya gue sendiri ya! Udah gitu aja. Gue Hasna Nabila Qotrunada pamit, maafin kalo ada salah kata dan jangan sungkan untuk diskusi.  Selamat pagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun