Mohon tunggu...
Sriyanti HasnaMarwanti
Sriyanti HasnaMarwanti Mohon Tunggu... Lainnya - A dreamer

Seorang pemimpi yang terkadang suka membaca buku non fiksi. Mari berteman lewat diskusi sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden Karantina Mandiri, Sikapnya Terhadap Kasus Bisnis PCR Ditunggu Rakyat

7 November 2021   14:20 Diperbarui: 7 November 2021   14:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senada dengan yang lainnya, Ferry Joko Juliantono yang melaporkan kasus ini ke BPK dan DPR juga menginginkan Jokowi untuk menyatakan sikap terhadap kasus mafia bisnis tes PCR. Jika dibiarkan, ia khawatir akan terlihat seolah presiden Jokowi ikut terlibat didalamnya.

Bahkan kritik tajam kepada Jokowi juga mulai dilontarkan. Salah satunya dari Rocky Gerung. Baik Presiden, Menko Luhut hingga Menkes Budi jika mengetahui bahwa tes PCR ada yang dibisniskan berlebihan seharusnya diungkap kepada publik, bukannya malah dibiarkan. Ini berarti ada cashback atau keuntungan! Ujungnya kasus ini mencoreng pihak-pihak istana dan bisa menambah kecurigaan publik. 

Posisi Presiden Jokowi sebagai pimpinan nomor 1 di negeri ini dipertaruhkan bila ia tak ada aksi tegas dalam menindaklanjuti kasus mafia bisnis PCR yang melibatkan para pembantunya. Kini presiden diketahui tengah menjalani karantina mandiri di Istana usai kepulangannya ke Tanah Air pada Jumat (51/11). Sesuai peraturan terbaru, karantina Presiden akan memakan waktu 3 hari dan diperkirakan selesai selambatnya hari Senin. 

Semoga saja, di momen kesendirian Presiden kala karantina tersebut, setelahnya ia bisa tampil ke publik segera dan mengemukakan bagaimana sikap tegasnya terhadap kasus ini. Respons Presiden sangat dibutuhkan, agar polemik ini terang benderang.

Karena, biar bagaimana pun juga, Jokowi adalah panglima tertinggi di republik ini. Tertinggi berarti paling tinggi. Dan, keputusan dari Sang Tertinggi di Republik Indonesia sungguh dinantikan publik.

Namun, apabila Jokowi tidak merespons polemik ini sama sekali, biarlah Sang Tertinggi Pemilik Semesta yang bekerja, karena DIA melihat segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun