Dalam sekuel 'Tantangan Licik Kepala Predator Kelas Kakap' diceritakan bagaimana Pinandihita, yang dikenal sebagai Bocah Naga berhasil menyelamatkan Dewi sekar panjalu dari serangan Kepala Predator. Namun untuk menyelamatkan muka dan kelompoknya, Kepala Predator itu mengajak duel Pinandihita.
Hutan Dandaksa kini berubah total suasananya. Yang sebelumnya terasa begitu mencekam, kini mulai terlihat sisi keindahannya oleh sang Prabu beserta keluarganya. Burung-burung Manyar, Gelatik dan lainnya terdengar merdu sekali berkicau. Bias sinar mentari kini terasa hangat menyentuh kulit. Deru angin terdengar begitu ramah bagaikan sebuah simponi kehidupan. Keindahan ini seirama dengan suasana hati Ibu suri dan sang Prabu yang begitu antusias berjumpa dengan Dewi putrinya Sekar Seruni (DSS) dan juga karena selamatnya Dewi Sekar Panjalu dari kematian.
'Sungkem Ananda buat Ayahanda dan Ibunda....', demikian kata ceria yang terlontar dari mulut DSS dengan diiringi sembah sujudnya pada kedua orang tuanya.
Dengan wajah ceria dan sumringah sekali Ia menyapa Ayundanya (kakak), Dewi Rempah Wangi dan Adindanya (adik), Dewi Sekar Panjalu. Merekapun kemudian berceloteh ria sembari menunggu duel antara Pinandihita dan Kepala Predator.
'Siapa gerangan anak remaja yang menolong Sekar Panjalu itu, adik ?', tanya Rempah wangi kepada Sekar Seruni.
'Dia tinggal bersama kami di padepokan Bukit Segilima, Ayunda', jawab Sekar Seruni dengan santai.
'Apakah dia murid Begawan Sokalima juga?', tanya Dewi Rempah Wangi dengan serius.
Pertanyaan itu membuat kening Sekar Seruni sedikit berkernyit. Dia bingung, bagaimana menjawabnya. Sepengetahuan dia, berdasarkan cerita gurunya Akiko, Pinandihita hanyalah menumpang di Padepokannya. Dia memutuskan ikut Begawan Sokalima ketika menjadi perebutan para tokoh sakti Negeri Antah Berantah. Dan tiap bulan purnama dia harus pergi ke Hutan Dandaksa untuk menerima pelajaran olah kanuragan dan keutamaan dari para tokoh sakti yang memperebutkannya. Tokoh-tokoh sakti itu adalah Pendekar Rajawali Timur, Sepasang pendekar lembah merak, Naga kembara dan Pujangga Sakti. Mereka ini adalah yang terhebat di 4 penjuru mata angin Negeri antah berantah. Pembaca yang budiman bisa membacanya di sekuel murid 4 penjuru mata angin.
'Entahlah Ayunda, bisa dibilang dia adalah adik seperguruanku, bisa juga tidak', jawab Dewi Sekar Seruni dengan sedikit bingung.
'Kenapa bisa begitu, Ayunda?', tanya Sekar Panjalu dengan rasa penasaran yang hebat. Maklumlah, betapa dia ingin tahu sekali siapa penolongnya dan juga seperti diceritakan di sekuel sebelumnya, dia merasa kesemsem dengan Pinandihita pada pandangan pertama.
Sekar Seruni kemudian berkata: 'Dalam kesehariannya dia lebih suka menghabiskan waktunya di hutan mencari dedaunan dan akar pepohonan sebagai bahan untuk belajar ilmu pengobatan dari Guru. Dia lebih mencintai ilmu pengobatan daripada kanuragan. Katanya, ilmu kanuragan hanya membuat orang menjadi petarung dan terluka. Namun saya juga melihat dalam sekali tempo dia menerima pelajaran beberapa jurus kanuragan dari Guru. Tapi meski hanya sekali tempo belajarnya, jangan pernah anggap remeh dia'.