Mohon tunggu...
Ibsah M
Ibsah M Mohon Tunggu... Wiraswasta -

orang biasa yang terus belajar dan berdamai dengan diri dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Duel Bocah Naga vs Kepala Predator

22 Februari 2015   11:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Wahai Tuan yang kanuragannya tidak sehebat nama besarnya, bila kau takut, sebaiknya hentikan saja duel ini', jawab Pinandihita dengan tenang.

'Hei Bocah Kampret....!!, Jangan berbangga dulu, baru memenangkan pertarungan pembuka saja kepalamu sudah sebesar gunung. Sekarang bersiaplah untuk menerima ajalmu !!', umpat Kepala Predator sambil mencabut pedang pusaka yang terselip di pinggangnya. Dia berfikir, dengan ilmu pedangnya yang jarang menemui tanding, dia pasti bisa membereskan bocah tengik ini. Ditambah lagi, ilmu pedangnya penuh dengan tipu daya. Kemudian juga bocah ini kurang pengalaman dalam bertarung. Sehebat-hebatnya dia, pasti akan terpedaya dengan permainan jurus pedangnya.

Pertarunganpun kembali berlangsung dengan sengitnya. Apa yang dipikirkan Kepala Predator ternyata benar adanya. Jurus-jurus pedangnya yang penuh dengan tipu daya ternyata memang ampuh. Pinandihita benar-benar susah untuk memahami setiap gerak jurusnya. ketika arah serangan menuju bagian bawah tubuhnya, tiba-tiba saja dalam sekejap pedang Kepala Predator itu bisa berbelok arah dengan cepat dan ganas menuju titik mematikan di bagian atas tubuhnya. Hal itu membuat Pinandihita sedikit kelabakan dan hanya bisa menghindar sambil berlompatan kesana-kemari. Untungnya kanuragan Pendekar Rajawali dari Timur sudah bisa dia kuasai dengan baik, meskipun dia dicecar terus oleh gelombang serangan pedang, dia bisa bergerak secepat dan seringan angin menghindari semua serangan.

Memang situasi ini sebenarnya yang dikhawatirkan oleh sang Prabu. Bocah itu akan menjadi permainan tipu daya sang Predator. Sudah dimaklumi oleh sang Prabu, bahwa yang namanya Predator akan menggunakan segala cara, termasuk cara yang terbilang keji untuk memenangkan pertarungan. Dan juga yang namanya Predator, sudah tidak perduli lagi dengan segala macam peradatan yang berlaku di kalangan para Ksatria.

Melihat situasi yang kurang menguntungkan ini, Dewi Sekar Seruni yang selama ini lebih banyak belajar ilmu pedang dari Akiko (pendekar dari Negeri Jepun) segera bereaksi: 'Adik, kau pakailah pedangku ini dan gunakan saja jurus pedang kemuliaan yang kau latih di Padepokan'.

Pinandihita dengan sigap menangkap pedang yang meluncur secepat peluru. Dengan cekatan dia segera memainkan jurus pedang kemuliaan yang khusus diciptakan oleh Gurunya sepasang Pendekar Lembah Merak. Yang sengaja diciptakan untuk menandingi ilmu kebal sejengkal milik Begawan Sokalima. Jurus ini sebenarnya harus dimainkan berpasangan karena penciptanya adalah sepasang pendekar. Namun karena bakat hebat yang dimilikinya, Pinandihita bisa memainkan jurus ini sendirian dengan 2 pedang. Dan hasilnya juga tidak kalah hebatnya dengan apabila jurus ini dimainkan berpasangan. Hal tersebut terjadi karena Piandihita mengerti sifat dasar jurus ini yaitu menggunakan sifat keras dan lunak unsur logam. Berdasarkan sifat dasar unsur logam itu, Pinandihita melatihnya di Padepokan Bukit Segilima sampai matang dengan dibantu oleh Begawan Sokalima.

Jurus ini sempat pula disempurnakan oleh Begawan sokalima bersama istrinya Akiko, seorang pendekar dari Negeri Jepun dengan menggabungkan kanuragan milik Pendekar Rajawali dari Timur. Jurus perpaduan yang didasari sifat logam dan angin itu akan menimbulkan suara khas, yang keluar dari setiap gerakan pedang untuk mengacaukan konsentrasi lawan yang dihadapi.

Pertarunganpun kini menjadi sedikit berimbang. Jurus pedang kemuliaan ini memang jurus yang baru. Belum ada tokoh persilatan yang mengetahuinya. Hal ini yang membuat Kepala Predator menjadi kaget, terkesiap dan susah untuk menduganya. Jurus-jurus yang digunakan oleh Pinandihita sebenarnya jurus dasar, sederhana dan tidak bersifat menyerang. Namun karena setiap gerakan pedangnya selalu menimbulkan suara khas untuk membuyarkan konsentrasi, maka jurus-jurus pedang tipu daya yang dilancarkan oleh Kepala Predator ini menjadi rontok semua. Semua yang menonton pertarungan ini, mengeluarkan decak kagum saking terpesonanya oleh setiap gerakan jurus pedang yang dimainkan oleh Pinandihita. Hasilnya sudah bisa ditebak, Pinandihita berhasil mendesak dan menguasai pertarungan serta membuat pedang Kepala Predator ini terlepas, terpental jauh meninggalkan arena.

Kemenangan kedua ini membuat lega kubu sang Prabu. Dewi Sekar Panjalu matanya semakin berbinar dan bersuka cita dengan keberhasilan Pinandihita. Sebaliknya kelompok Predator terlihat hening, senyap dan tidak berani membusungkan dada karena melihat ketuanya 2 kali berhasil dikalahkan oleh bocah tengik bau kencur.

'Bocah kampret, tengik dan bau kencur....!!, Jurus apa yang kau gunakan dan siapa yang mengajarimu?', tanya Kepala Predator itu dengan gusar tak berkepalang batas.

'Wahai tuan yang sesumbarnya tidak sehebat kanuragannya, sebaiknya kau hentikan saja pertarungan yang tidak berguna ini', jawab Pinandihita dengan kalem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun