Mohon tunggu...
Hasbi Aswar
Hasbi Aswar Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Penggiat kajian politik internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Heboh 5 Indikator Penceramah Radikal: Pandangan Reflektif

8 Maret 2022   22:19 Diperbarui: 13 Maret 2022   16:56 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bukan hanya dikalangan Muslim saja. Kalangan Kristen juga beda -- beda dan saling mengkafirkan. Salah menyalahkan, kafir mengkafirkan kan wajar toh. Jika keyakinan beda -- beda. Orang Muslim tdk akan marah jika dikatakan masuk neraka dan kafir oleh orang Nasrani dan yahudi. Begitupun sebaliknya. Ini persoalan biasa saja...Beda ideologi pun sama, saling menyalahkan.

Yang jadi problem kalau mengkafirkan dan melakukan persekusi. Tapi ini kan sudah jadi mafhum semua orang. Peraturan undang -- undang jg sudah mengatur ini bukan.

Yang banyak orang khawatir, kalau negara "mengkafirkan" oposisi dengan bahasa -- bahasa stigmatisasi hanya karena mereka kritis. Terma kafirnya pasti beda..misal, radikal, ekstrimis, intoleran dll.

Ini kan bahaya, mengecap orang macam2 apalagi di luar pengadilan. Dampaknya memecah belah masyarakat. Dan membuka ruang bagi para preman melakukan main hakim sendiri. Mari berkaca lah ke India hari -- hari terakhir ini.

Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

Lah, memang pemimpin menjamin dipercaya 100% masyarakat. Jejak digital katanya kejam. Kita masih ingatkan komitmen negara terhadap demokrasi, tapi hasil riset menunjukkan malah menjatuhkan derajat demokrasi. Para pejabat bicara Hoaks tentang pandemi. Penguasa yang bilang jaga protocol Kesehatan, mereka juga yang bikin keramaian. Belum bicara mengenai kesejahteraan, kualitas pendidikan, lapangan kerja, proyek infrastruktur rugi dan utang yang menggunung.

Terkuaknya jaringan oligarki para pejabat dan keluarganya semakin membuat masyarakat geram terhadap kekuasaan. Terus, siapa yang menanamkan sikap anti pemerintahan yang sah kalau begitu.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). 

 

Intoleran itu juga adalah orang -- orang yang berbeda pandangan direpresi atau diintimidasi menggunakan aparat -- apparat keamanan. Ini bukan hanya kelompok atau tokoh Islam saja. Tapi rencana pengalihan tanah -- tanah masyarakat menjadi lahan industry juga rakyatnya banyak yang diintimidasi jika menolak.

Kelima, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun