Namun terlepas dari itu, ternyata insting seseorang untuk dapat diterima dalam sebuah kelompok merupakan sebuah perilaku yang tanpa anda sadari sudah diwarisi dalam kurun waktu yang sangat lama oleh para nenek moyang kita terdahulu. Hal ini merupakan perilaku manusia paling purba dan yang paling penting dalam konteks kemampuan bertahan hidup.
Ketiga, akhirnya, rasa ingin diterima dan menghindari konflik antara individu dan kelompok, menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk karena anggota kelompok mengabaikan alternatif yang lebih baik hanya semata-mata demi dapat bertahan dalam sebuah kelompok dan menghindari konflik yang mengancam posisinya dalam kelompok tersebut.
Keempat, akan timbul kecenderungan perilaku untuk lebih memilih situasi yang sudah berjalan sesuai kebiasaan daripada melakukan perubahan. Karena jika ada yang paling ditakuti oleh manusia, itu adalah ketidakpastian dan kehilangan.
Pada skenario yang lebih buruk, akan timbul bias konfirmasi, yakni kebiasaan yang dipertahankan akibat kesalahan berpikir di awal akan semakin kuat dan menjadi kepercayaan bersama di dalam kelompok tersebut. Selanjutnya, didorong dengan ketakutan-ketakutan yang ada, membuat manusia, sebagai anggota kelompok, mulai melakukan kecenderungan untuk mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang cenderung mendukung keyakinan yang sudah mereka. Yakni keyakinan dari suatu perilaku yang dilahirkan oleh pemikiran yang salah sejak awalnya.
Jika boleh menambahkan kesimpulan paling menarik di akhir tulisan ini, izinkan saya mengungkapkan sesuatu yang ironis tentang artikel ini, bahwa eksperimen five monkeys berusaha menjelaskan kepada kita tentang bagaimana kita harus berpikir sebelum mengikuti, namun sampai saat ini belum ada sumber terpercaya yang memverifikasi eksperimen ini.
Dan sekarang saya terlanjur kerepotan untuk memverifikasi eskperimen tentang monyet gara-gara pesan yang secara harfiah "berpikirlah sebelum mengikuti"?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI