Mohon tunggu...
hasan.ali.penulis
hasan.ali.penulis Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Buku pertamanya Salahkah Aku Terlahir Introvert? (Guepedia, 2021). Cerpen-cerpennya terbit di Ruang Litera SIP, golagongkreatif.com, serta dicetak secara antologi bersama penulis lain. Cerpennya "Momong Jimbrot" menjadi juara pertama dalam Sayembara Cerpen Pulpen XIX.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mi Ayam Burhan

18 Januari 2025   20:16 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku ingat betul dengan perkataan lelaki itu. Mi Ayam Burhan tak buka di malam hari. Namun, pada suatu malam, ketika hendak pulang dari dinasku di tengah malam, ketika hendak melewati warung itu, ada secercah cahaya dari dalam. Meski pintu warung itu tertutup dari luar, aku dapat mendengar dengan jelas ada suara orang-orang yang sedang bercengkerama di dalamnya. Itu bukan suara satu-dua orang. Ada banyak orang di dalam. Mereka tertawa cekikikan, seolah hidup bebas tanpa terlilit utang.

Semakin dekat, suara itu terdengar semakin jelas. Dan cahaya lampu yang menerobos keluar dari balik celah dinding kayu yang bolong itu tampak semakin terang. Apalagi cahaya di sekitar jalan remang-remang sebab jarak antara satu lampu jalan dengan lampu jalan lainnya cukup jauh.

Meski agak merinding, aku beranikan diri untuk berhenti di depan warung. Kumatikan mesin sepeda motor. Melangkah pelan, lalu kuberanikan diri untuk mengetuk pintu depan warung.

"Passwordnya?" tanya sebuah suara dari balik pintu.

Password apa? Apa mungkin password-nya sama dengan password wifi-nya? "Mi Ayam Burhan."

"Bagaimana penulisannya?"

"Mi ayamnya huruf kecil semua, Burhannya huruf besar semua." (ditulis: mi ayam BURHAN)

"Silakan masuk," ujar suara dari balik pintu yang tak lama kemudian pintu berderit terbuka.

Aku melangkah ragu, dan begitu masuk, pertanyaanku terjawab sudah. Dari mana si pemilik warung ini mendapatkan untung? Jelas bukan dari hasil jualan mi ayamnya, tapi hasil dari bisnis di malam harinya. Laki-laki dan perempuan duduk memenuhi setiap kursi panjang di warung itu. Di atas meja, bukan lagi tersaji mi ayam dengan es teh, melainkan botol-botol minuman yang memabukkan.

"Anda pemilik warung ini, Pak?" tanyaku.

"Benar, mau pesan berapa botol, Pak? Atau mau main sama Mawar? Atau Melati?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun