Mohon tunggu...
hasan.ali.penulis
hasan.ali.penulis Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

📚"Salahkah Aku Terlahir Introvert?" on Play Buku 📚"Berteman dengan Sepi" on Kwikku 📚"Cinta Tah Cita" on Lentera 📚 "InSTAN" on Kwikku ⏳

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Egrang

21 Agustus 2024   21:16 Diperbarui: 21 Agustus 2024   21:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Joko semakin terpacu. Meski tidak bisa secepat sebelum cedera, tapi rasa-rasanya itu sudah cukup untuk membuatnya bisa menjadi juara.

**

Hari yang ditunggu-tungu tiba. Para warga RT 03 tumpah ruah di lapangan bulu tangkis tempat pelaksanaan lomba. Para pemuda yang menjadi panitia sibuk mempersiapkan peralatan lomba, mematangkan jadwal, dan memanggil peserta. Lomba diadakan mulai pukul tujuh pagi. Dimulai dari lomba untuk anak-anak, dilanjut lomba untuk remaja, lomba untuk ibu-ibu, dan terakhir lomba untuk bapak-bapak.

Joko tidak peduli dengan lomba selain egrang, dan ia juga tidak akan mengikuti lomba lainnya. Ia datang hanya untung menang lomba egrang.

Bendera merah putih berkibar di setiap sudut lapangan. Tidak ada yang tidak gembira. Tidak ada yang tidak menikmati suasana hari itu. Jika pun ada, itu adalah ibu Joko. Beliau masih waswas dengan anaknya yang memaksakan diri ikut lomba egrang. Apalagi suaminya, bukannya ikut melarang, malah mendorong Joko untuk tetap mengikuti lomba egrang.

"Ha... ha..., kamu berjalan aja masih pakai tongkat, mau ikut lomba egrang? Mending kamu ikut lomba makan kerupuk saja sana sama bocil-bocil." Ejekan Bayu sama sekali tidak membuat nyali Joko ciut.

"Kalau dengan dua kaki yang sehat saja kamu kalah, apa lagi kamu mau pakai satu kali, mimpi Jok, ha... ha...." Joko tetap tenang. Justru wajah Bayu yang tampak merah padam karena provokasinya tidak berhasil. Ia tahu betul bagaimana persiapan yang dilakukan oleh Joko. Meski hanya akan menggunakan satu kakinya, namun tetap tidak akan mudah untuk mengalahkan Joko.

Setelah lomba untuk anak-anak selesai, yang ditunggu-tunggu Joko akan segera dimulai. Lomba egrang dibagi menjadi dua kategori, yaitu untuk putra dan putri. Pertandingan untuk kategori putra akan dimulai lebih dulu. Pertandingan dimulai dari babak kualifikasi, babak semifinal, dan babak final. Panitia sempat melarang Joko untuk mengikuti lomba egrang. Namun, Joko keukeuh untuk tetap ikut. Apalagi dengan kedatangan ayahnya yang ikut membujuk panitia agar Joko tetap diperbolehkan ikut dalam lomba egrang. Panitia pun pada akhirnya mengizinkan dengan syarat jika terjadi apa-apa maka panitia tidak bertanggung jawab. Joko dan ayahnya menyetujui syarat itu.

"Tiga..., dua..., satu...!"

Peluit dibunyikan wasit. Joko memulai babak kualifikasi dengan percaya diri. Banyak orang yang melihatnya dengan sebelah mata. Namun, orang-orang itu segera dibuat kagum oleh Joko. Meski kaki kirinya tidak menapak pada pijakan, hanya kaki kanannya saja yang digunakan sebagai tumpuan dan digunakan untuk berjalan, namun langkahnya begitu cepat. Egrang itu bagaikan telah menyatu dengan kakinya, membuatnya seolah-olah berlari dengan menggunakan kakinya sendiri. Bahkan larinya menggunakan egrang bisa jadi lebih cepat dibandingkan dengan larinya menggunakan kaki. Joko berhasil menjadi yang tercepat di babak kualifikasi.

Di babak semifinal, Joko masih tidak dapat dikalahkan. Ia kembali berhasil menjadi yang tercepat. Pun dengan Bayu. Ia juga berhasil melewati babak kualifikasi dan semifinal dengan mudah. Suasana di arena pertandingan semakin ramai. Final egrang putra akan segera tersaji. Final jilid dua. Joko melawan Bayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun