Mohon tunggu...
Hary Hermawan
Hary Hermawan Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang mencoba menjadi blogger. Menjadikan Blogging sebagai media untuk berbagi dan beramal.

Hary Hermawan, seorang yang mencoba menjadi blogger. Menjadikan Blogging sebagai media untuk berbagi dan beramal. www.haryhermawan.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Geowisata, Model, dan Tata Kelola

29 Juli 2019   10:17 Diperbarui: 29 Juli 2019   10:45 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, wisatawan atau calon wisatawan akan cenderung mencari tempat-tempat baru yang indah, unik, serta berbeda dari tempat biasanya mereka hidup untuk sementara.

"Orang kota memiliki kecenderungan untuk senang berwisata ke desa yang memiliki lingkungan tenang dan asri, juga untuk melihat bentang alam yang unik dan indah, misalnya wisata pendakian ke Gunung Merapi, melihat bentang alam Kawasan Kars Pegunungan seribu dan tempat-tempat berbasis geologi yang menarik lainya."Walaupun ada kemungkinan berlaku sebaliknya, misanya : "Orang-orang yang selamanya hidupnya di desa terkadang berkeinginan untuk berwisata di kota, melihat kemegahan gedung-gedung atau keramaian mall."

Kaitanya dengan geologi adalah, fenomena inversi telah didukung kenyataan bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa beserta segala bentuk fenomena   geologinya. 

Kesesuaian kedua faktor diatas menjadi pendorong untuk pengembangan pariwisata geologi atau geowisata. Selain itu, perkembangan geowisata juga didukung oleh meningkatnya permintaan wisata oleh wisatawan yang memiliki minat khusus.

Wisatawan minat khusus biasanya adalah wisatawan-wisatawan yang menyukai destinasi wisata yang tidak umum, serta menyukai aktifitas wisata yang menantang atau tidak biasa, dalam bahasa keilmuanya sering disebut wisatawan drifter. 

Wisatawan jenis ini tidak akan puas berkunjung ke destinasi wisata alam hanya untuk melihat-lihat panorama alam saja, atau sekedar berfoto selfi, sebagaimana pola mayoritas kunjungan wisatawan saat berwisata saat ini. 

Destinasi wisata yang dipilih mereka adalah destinasi yang mampu memuaskan hasrat mereka untuk berpetualang, serta destinasi yang mampu menambah pengkayaan diri berupa pengalaman dan wawasan baru.

Alam geologi di Indonesia sangat cocok untuk dikembangkan menjadi daya tarik pariwisata geologi. Oleh karena itu, dibutuhkan rumusan-rumusan dalam pengelolaan geowisata yang dapat diimplementasikan secara di bergai daerah. Akan tetapi, berbagai literatur mengenai pengembangan geowisata masih jarang ditemukan di Indonesia.

Artikel ini merekomendasikan pedoman dalam penentuan kriteria daya tarik geowisata dengan mengadaptasi dari kriteria daya tarik wisata alam yang telah ada sebelumnya. Kriteria daya tarik alam setidaknya mencakup hal-hal berikut : (1) Adanya aspek informasi, kualitas informasi merupakan faktor utama yang dibutuhkan bagi wisatawan, karena pada dasarnya motif utamanya adalah mencari sesuatu hal yang baru sebagai upaya pengkayaan diri. 

Bagi wisatawan dengan motif petualangan aspek infrmasi juga menjadi syarat mutlak bagi penyelenggaraan wisata alam, karena mereka selalu membutuhkan informasi tentang gejala alam untuk mengntisipasi timbulnya bahaya. 

Aspek informasi juga berhubungan dengan faktor  keselamatan, contohnya dalam pemsangan alat transmiter yang dipasang di daerah Dieng Jawa Tengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun