Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Kau Kembali

19 Januari 2018   18:55 Diperbarui: 19 Januari 2018   18:55 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IlustrasI: perioksida.files.wordpress.com

"Ke base camp OSIS yuk. Kak Riana nyari lo tadi," ajaknya.

Dia merangkul bahuku dan menarik tubuhku untuk mengikuti langkah kakinya.

"Ken, mending lo gabung jadi pengurus OSIS? Mbak Riana dan yang lain butuh bantuan ngelola mading sekolah," ucapnya, saat kami berjalan di koridor sekolah.

Aku mengendikan bahu tak acuh, "maaf, aku gak berminta. Aku ingin fokus sekolah saja."

"Tapi, zaman sekarang memperluas jaringan dan mengembangkan bakat itu penting. Itu salah satu pesan Papaku," ucapnya ngotot.

Selalu saja berusaha membujukku untuk banyak bergaul dan ikut organisasi. Padahal kedua hal itu sama sekali tak mengundang minatku. Yaa, walaupun aku tahu niat Adam baik agar karya tulisanku banyak dikenal orang. Toh, buatku menulis hanya sekedar hobi selingan bukan untuk hal-hal lain.

"Sayang banget, murid berbakat kayak lo cuma jadi orang yang tahunya sekolah dan rumah. Udah gak zaman jadi laki-laki pingitan," lanjutnya membuatku jengah.

Aku heran dengan anak satu ini, baru SMA saja pikirannya sudah seperti orang dewasa. Ngeledek aku laki-laki pingitan lagi. Entah apa yang terjadi padanya? Mungkin karena ayah dan ibunya orang yang berpendidikan. Sehingga dia memiliki pemikiran yang berbeda dengan anak SMA pada umumnya.

Yang aku tahu, dia berasal dari keluarga berada bahkan saat berangkat dan pulang sekolah selalu saja dijemput dengan mobil mewah. Setiap hari dia jajan di kantin. Aku sering diajak olehnya, dan sering aku tolak karena aku rajin bawa bekal dari rumah.

Menang ada banyak perbedaan diantara kami. Aku selalu diantar ayah dengan sepeda motor saat berangkat sekolah kemudian pulang naik angkot. Ibuku juga hanya lulusan SMA, yang taunya mengurus keperluan rumah tangga beda dengan Ibunya yang wanita karir. Tapi anehnya dia selalu bilang, 'lo beruntung ya, gue jadi iri'. Entah apa maksudnya aku tak paham. Bukannya dia memiliki keluarga yang lengkap sepertiku.

"Ken, nanti malam lo nginep di rumah gue?" mintanya sedikit memaksa sebelum kami masuk ke base camp OSIS untuk bertemu dengan Mbak Riana membahas tulisan yang akan dipajang di mading bulan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun