Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Kau Kembali

19 Januari 2018   18:55 Diperbarui: 19 Januari 2018   18:55 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IlustrasI: perioksida.files.wordpress.com

"KEN!"

"KEN!"

"Lo dimana?"

Haisttt... Teriakan menyebalkan itu, selalu saja merusak imajinasiku. Kesal rasanya saat aku ingin menikmati novel selalu saja dia datang mengangguku. Dengan terpaksa kututup novel yang baru beberapa lembar kubuka itu. Menghampirinya, sebelum dia semakin gila berteriak, dan menganggu murid-murid yang lain.

"Woii... Gue panggil malah diem aja. Respon dong!" Protesnya sewot di ujung pintu kelas.

 "Maaf, aku juga baru mau menghampirimu," balasku malas.

"Hobi lo tu harus dirubah, jangan mengurung diri di kelas meluluk. Udah satu bulan jadi murid baru, cuma gue yang mau jadi sohib lo. Berbaur kek!" Ejeknya.

Aku memalingkan muka malas meladeninya. Memang yang dikatakannya benar. Hobiku adalah mengurung diri dalam sepi, karena hal ini sangat menyenangkan, bisa membuatku berimajinasi dengan luas. Hingga aku bisa menulis cerita yang menarik untuk di-posting di blog pribadiku.

Aku baru saja pindah sekolah, tepatnya sudah sebulan aku tinggal di kota Betawi ini. Semua karena ayahku pindah dinas dengan membawa serta aku, ibuku dan adikku untuk hidup di kota ini. Sebenarnya tak ada yang istimewa saat aku pindah SMA di sini. Tapi, entah untuk tujuan apa? Tuhan mempertemukanku dengan sosok Adam. Teman sebangkuku yang suka ngomel dan super berisik ini.

Sekilas, tak ada yang aneh dengannya. Dia anak yang cukup populardan gampang bergaul dengan siapa saja, tapi entah mengapa? Dia tak mau jauh-jauh denganku. Dari awal aku masuk sekolah ini, dia sudah seperti reporter berita, bertanya ini itu padaku hingga aku enggan menjawabnya. Bahkan, dengan percaya diri dia berkata, 'mulai hari ini karena kita sudah sebangku. Lo udah resmi jadi sohib gue."

Sohib?Dalam hati aku tertawa terpingkal-pingkal. Adam! Adam! Ada-ada saja, baru bertemu pertama bertatap muka langsung saja mengkliam diriku sebagai sahabatnya. Rasanya lucu saja waktu itu. Dan anehnya, sampai sekarang dia yang selalu menghampiriku saat aku masih di dalam kelas dan mengajakku berbaur dengan teman-temannya dengan alasan agar aku mudah dikenal orang banyak. Perlahan aku mengikuti apa keinginannya hingga aku mulai memiliki teman diluar teman sekelasku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun