Seperti itulah Cinderella, selalu patuh dan tak berani melawan. Selamanya pun dia akan hidup seperti ini. Menerima dengan lapang dada perbuatan keji keluarga tirinya. Bahkan di dalam pikirannya tak terlintas rasa dendam terhadap sikap kejam mereka. Sungguh gadis itu memang diciptakan untuk menjadi orang yang baik.
Kenapa orang baik selalu kalah dari orang jahat? Bukankah ini tidak adil.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang. Dengan sigap Cinderella menghampiri pintu dan membukanya. Ternyata ada tamu dari Pengawai Istana.
Pengawai istana? Untuk apa dia datang?
Cinderella menerima amplop itu. Menatapnya penuh tanya. Apa isinya? Belum sempat dia membukanya tangan keriput Lady Tremaine langsung merebutnya.
"Apa yang kamu lihat? Kembali bekerja!"
Dengan perasaan kecewa Cinderella berjalan menghampiri tiga pekerjaan utamanya yang masih menumpuk. Mencuci baju, menyapu lantai hingga memberi makan binatang peliharaan keluarganya.
Tanpa sengaja Cinderella mendengar keributan kedua saudaranya dari luar pintu kamar ibunya. 'Pesta dansa? Anatasia dan Drizella meributkan sebuah hal itu'. Dia mengerutkan kening. Curiga? Jangan-jangan isi amplop itu adalah undangan dari raja.
Dengan gaun yang cantik kedua saudaranya keluar dari kamar. Sungguh baju mereka sangat berbeda dari biasanya. Apa mereka akan pergi ke pesta dansa tanpa dirinya?
Mereka benar-benar tega. Kisah ini benar-benar kejam.