DUUAAARRRRR.
Suara bom terdengar di tiga lokasi. Aku hancur berkeping-keping bersama tiga orang yang menggunakanku layaknya perisai pelindung. Tiga orang itu telah menjadi mayat termasuk ratusan orang dari berbagai penjuru dunia.
Aku tercerai berai. Menghantam, menyobek, menyayat benda dan manusia di sekitarku tanpa ampun.
Asap hitam mengepul di udara. Darah dimana-mana, jeritan ketakutan dan tangisan penderitaan mengelam bagaikan musik gratisan yang masih nyaring ku dengar.
Semua orang terperanah dengan adegan ini. Mereka mengutuk, mencaci dan membenci orang-orang dibalik kejadian keji ini.
Dirikukah pelakunya?
Apakah mereka menyalahkan ku?
Tentu tidak?!
Mereka malah bingung mempertanyakan, kenapa ini bisa terjadi?
Bahkan Polisi tak kan sanggup memperjarakanku. Karena mereka hanya akan menjadikan ku sebagai alat bukti bukan saksi. Â
Diriku tidak akan pernah mati. Serpihan diriku masih ada di dalam jasad-jasad manusia itu.