Seorang bartender datang menawarkan minum.
"Terima kasih. Aku tidak ingin minum."
Sayang dia tidak minum.
Kenapa? Takut akan kutukan Tuhan?!
Waktu terus berjalan. Kenapa terasa lambat? Berkali-kali dia melihat jam ditangannya.
Apa dia gelisah dan mulai takut?
Tidak!
Dia tetap teguh dengan apa yang diyakini.
Aku bernafas lega. Bagus!
Diriku semakin puas saat dia tetap yakin dengan rencana ini. Bersikap tenang seolah tidak akan terjadi apa-apa. Aku tersenyum miris, sepandai apapun dia menyembunyikan kepanikan dalam tubuhnya. Aku tetap bisa mendengar jantungnya mulai berdetak dengan kencang mengalahkan suara musik dan orang-orang yang saling menjerit kegirangan. Yah, jeritan!
Apakah akan ada jeritan kebahagian setelah ini?