Beberapa hari kedepan, Kabupaten Banjar, khususnya Kota Martapura akan menjadi tuan rumah hajatan besar yaitu Haul Ke-13 Guru Sekumpul. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul, sering juga dipanggil  Guru Ijai  adalah ulama besar dari Banjar dan tokoh yang sangat kharismatik bumi Kalimantan. Tak hanya di Kalimantan Selatan, ketokohan dan kepopulerannya diakui hingga ke seluruh pelosok Kalimantan serta beberapa wilayah di Indonesia, bahkan melewati batas negara hingga Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia.
Muhammad Zaini Abdul Ghani yang bernama kecil Qusyairi, lahir di Martapura, 11 Februari 1942. Beliau merupakan anak sulung dari 2 bersaudara, adiknya bernama Hj. Rahmah. Lahir dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.Beliau wafat di Martapura, 10 Agustus 2005 pada usia 63 tahun setelah menjalani perawatan selama 10 hari di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Guru Sekumpul meninggalkan 2 orang putra yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. Makam Guru Sekumpul berada di komplek pemakaman keluarga di dekat Mushola Ar Raudhah, Â Sekumpul Martapura, tempat beliau memberikan ilmunya kepada jamaah dalam majelis taklim yang digelar setiap pekan.
Dikutip dari wikipedia, Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. Ulama besar Kesultanan Banjar yang hidup tahun 1710 - 1812 dan dianugerahi gelar Datu Kelampaian.
Salah satu karya besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkap adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin, yang artinya dalam terjemahan bebas adalah "Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama."
Kitab Sabilal Muhtadin ini bahkan menjadi rujukan bagi banyak pemeluk Islam di wilayah Asia Tenggara. Nama Sabilal Muhtadin sendiri sejak tahun 1981 diabadikan sebagai nama masjid terbesar di Kalimantan Selatan yang berada di Kota Banjarmasin.
Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya mempersiapkan pengaturan arus lalu lintas untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan akibat volume kendaraan yang datang. Peta jalur keluar-masuk Sekumpul dan Martapura disosialisasikan kepada masyarakat luas. Himbauan untuk memperlancar pelaksanaan event ini pun disampaikan melalui semua media agar diketahui khalayak. PLN sibuk menyiapkan ketersediaan listrik agar tidak terjadi gangguan pada saat acara haul berlangsung. Selain pengaturan lalu lintas dan keamanan, bahkan Polresta Banjarmasin berpartisipasi dengan menyulap kendaraan Water Canon-nya menjadi tempat wudhu. Dan masih banyak lagi partisipasi aktif masyarakat dalam acara haul ini. Semua membuktikan kecintaannya terhadap Abah Guru, sebutan akrab jamaah kepada Guru Sekumpul.
Wisata Religi
Dari perspektif pariwisata, tentu acara ini sangatlah istimewa. Tak banyak event di Indonesia yang bisa menyedot pengunjung dalam jumlah besar seperti acara ini. Kabupaten Banjar sebagai pengampu wilayah mendapatkan berkah yang luar biasa dengan adanya ratusan ribu bahkan jutaan jamaah (peziarah) yang datang.