Mohon tunggu...
Bert Toar Polii
Bert Toar Polii Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Melestarikan Liga Bridge Indonesia

19 Februari 2020   13:33 Diperbarui: 19 Februari 2020   13:28 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Penyelenggaraan Liga Bridge Indonesia yang akan dimulai pada tanggal 29 Februari -- 1 Maret 2020 semoga menjadi tonggak sejarah baru bridge Indonesia.

Ini sebenarnya sudah dicita-citakan jauh sebelumnya ketika PB GABSI masa bakti 2002 -2006 menggelar Liga Bridge Nasional pertama kali.

Konsepnya adalah terjadi link&match antara Liga Bridge dengan PB Gabsi, Pengprov yang akan menghasilkan kompetisi berkelas baik pasangan maupun beregu.

Dengan adanya Liga Bridge maka otomatis kuantitas pertandingan akan meningkat dank arena berlangsung kontinu dan berkesinambungan maka otomatis akan muncul banyak pasangan yang akan membina diri menghadapi persaingan yang ketat.

Jika kompetisi berjalan bagus maka penentuan tim nasional oleh PB Gabsi menjadi jauh lebih mudah karena tidak perlu melakukan pelatnas jangka panjang yang membutuhkan biaya besar karena pemain umumnya sudah berlatih sendiri.

Dengan kompetisi yang baik otomatis juga akan lebih mudah menggaet sponsor apalagi jika dibarengi dengan meningkatnya prestasi di tingkat internasional.

Sehubungan dengan hal tersebut saya ingin menyumbangkan pikiran tentang konsep Liga Bridge Indonesia kedepan, minimal untuk tahun 2020 dan 2021.

Liga Bridge Indonesia sudah dimulai dengan antusias peserta yang cukup mencengangkan dan hamper semua pemain nasional ikut. Mencengangkan karena untuk mengikuti event yang digelar di empat kota, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Jogjakarta membutuhkan biaya yang cukup besar.

Terdaftar 16 regu dari berbagai daerah yang akan ikut karena memang Liga Bridge Indonesia pertama ini dibatasi 16 regu.

Liga Bridge Indonesia akan berlangsung sampai Mei 2020 dan juaranya berhak mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Bridge yang akan berlangsung di Salsomagiorre pada tanggal 21 Agustus -- 4 September 2020.

Selanjutnya ini yang ingin penulis usulkan, Liga Bridge ke 2 tahun 2020 langsung digelar bulan Juli 2020.

Selama bulan Juni 2020, diberikan kesempatan kepada para peserta untuk menata regunya. Nah disini seharusnya sudah disusun aturan tentang mutasi atlet.

Peringkat 1-8 hasil Liga Bridge Indonesia yang berakhir pada bulan Mei  2020 akan bertanding tersendiri di Liga Bridge Indonesia Utama.

Selanjutnya 8 peringkat berikutnya diberikan kesempatan untuk ikut Liga 1. Peserta Liga 1 dibuka dengan maksimum peserta 16 regu.

Selanjutnya Liga Utama dan Liga 1 akan berjalan berbarengan dan nantinya pada Liga Bridge Indonesia 2021 akan ada promosi dan degradasi.

Peringkat 1-4 Liga Utama bertahan di Liga Utama sedangkan peringkat 7 dan 8 otomatis turun ke liga 1.

Peringkat 1 dan 2 Liga 1 naik ke Liga Utama.

Peringkat 5 Liga utama akan berhadapan dengan peringkat 4 Liga 1 dan pemenangnya lolos ke Liga Utama. Hal yang sama juga berlaku untuk peringkat 6 Liga Utama yang akan berhadapan dengan peringkat 3 Liga 1.

Selanjutnya untuk memberikan kesempatan kepada daerah maka setiap Pengprov bias menggelar Liga Bridge Daerah di daerahnya sendiri.

Dengan minimal ada 4 regu setiap daerah sudah bias menggelar Liga Bridge Daerah. Jadwal pertandingan ditentukan sendiri oleh Pengprov.

Bagaimana hubungannya dengan Liga Bridge Indonesia?

Liga Bridge Indonesia akan menyelenggarakan Grand Final untuk para juara dari Liga Bridge Daerah.

Bagaimana menentukan kuota regu yang boleh bermain di Grand Final?

Setiap Pengprov berhak membeli paket Grand Final dengan catatan, peserta maksimum 7 tim hanya boleh membeli 1 paket. 8-11 tim berhak atas 2 paket dan 12 tim atau lebih boleh membeli 3 paket. Paket yang dibeli itu mencerminkan kuota dari Pengprov untuk ikut grand final di kota yang akan ditentukan oleh Liga Bridge Indonesia.

Harga paket akan ditentukan sejauh mana event Liga Bridge Indoneia bias dikemas untuk menarik sponsor.

Selanjutnya dua pemenang di Grand Final akan promosi ke Liga 1 dan berlaku promosi dan degradasi seperti diatas.

Ketika ini berjalan dengan baik maka peserta Liga Bridge Indonesia utama diwajibkan membina 1 tim bias memilih tim putri atau campuran. Sedangkan untuk peserta Liga utama wajib membina 1 tim bias pilih U31, Junior U26, Girls U26.

Untuk Youngster U21 dan Kids U16 diminta kesedian Pengprov yang ikut Liga Bridge Daerah untuk menanganinya.

Pada tahun 2021 juga digelar Liga Bridge Pasangan yang polanya seperti Liga Bridge Siswa dan Mahasiswa dengan Grand Final.

Ayo mari kita diskusikan bersama agar konsepnya lebih baik`

Melestarikan Liga Bridge Indonesia
Oleh : Bert Toar Polii

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun