Mohon tunggu...
Hartini Hartini
Hartini Hartini Mohon Tunggu... Guru - SMAN 1 Randudongkal

Belajar jadi guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di SMAN 1 Randudongkal

15 Oktober 2023   15:55 Diperbarui: 15 Oktober 2023   16:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENERAPAN BUDAYA POSITIF / LINI MASA TINDAKAN

A. PERENCANAAN ( JANUARI 2023 )

1. Berkoordinasi dan konsultasi dengan Kepala Sekolah untuk melaksanakan penerapan budaya positif. 

Kepala Sekolah sangat responsive dan mendukung apa yang kami rencanakan untuk meningkatkan dan menguatkan budaya positif pada semua warga SMA N 1 Randudongkal

2. Berkolaborasi dengan warga sekolah dan teman sejawat

Pentingnya bekerjasama yang kami laksanakan dengan teman guru dalam membimbing dan memantau peserta didik untuk melaksanakan keyakinan budaya positif. Bekerja sama untuk menyusun strategi dan memberi fasilitas bagaimana agar peserta didik dapat memunculkan motivasi intrinsik melaksanakan budaya positif di kelas, di sekolah maupun dalam masyarakat

3. Pemaparan dan sosialisasi penerapan budaya positif pada peserta didik

Memperkenalkan tindakan-tindakan berbudaya positif pada murid-murid di kelas sebagai Langkah awal untuk menguatkan bagi anak-anak yang sudah melaksanakan kebiasaan budaya positif dan memperkenalkan budaya positif yang lain bagi anak-anak yang belum mengerti penerapan budaya positif di SMAN 1 Randudongkal

4. Membentuk keyakinan kelas ( proses pembentukan keyakinan kelas )

Guru berupaya untuk memahami apa yang di inginkan peserta didik untuk melaksanakan proses pembelajaran yang nyaman dengan tindakan-tindakan positif yang akan di yakini sebagai suatu kewajiban yang harus mereka laksanakan dengan kesadaran dan motivasi dari mereka sendiri

Langkah-langkah dalam membentuk kesepakatan keyakinan kelas adalah:

- Guru mengumpulkan murid dalam kelas sesuai dengan jam belajar;

- Guru menyampaikan nilai-nilai kebajikan tentang rasa nyaman dalam belajar;

- Murid memberikan pendapat tentang rasa nyaman untuk belajar;

- Guru mendengarkan pendapat murid;

- Guru berdiskusi dengan murid tentang poin-poin penting yang disepakati sebagai keyakinan kelas;

- Hasil kesepakatan dibuat dan dipatuhi semua murid dalam kegiatan pembelajaran di kelas;

- Kesepakatan keyakinan kelas dipajang di depan kelas untuk dapat dan mudah dibaca dari segala sudut ruangan kelas.

B. PELAKSANAAN ( FEBRUARI 2023 )

a. Melakukan jumat bersih

Membersihkan ruangan atau sekitar tempat duduk masing-masing dan bersama peserta didik melakukan kegiatan jumat bersih di lingkungan sekolah.Melaksanakan keyakinan kelas bahwa kebersihan merupakan pemenuhan kebutuhan dasar keamanan keselamatan dan kenyamanan yang di lakukan oleh murid secara Suasana kelas dan sekolah yang bersih dan menyenangkan merupakan harapan kita untuk memfasilitasi murid mengembangkan potensi dasarnya sehingga dapat memaksimalkan hasil pembelajaran

2. Dalam proses pembelajaran guru melibatkan peserta didik  dengan melakukan diskusi dan presentasi

Dalam berdiskusi peserta didik dapat memahami perbedaan satu dengan yang lainnya, saling menghargai, mendukung dan membantu peserta didik satu dengan yang lainnya. Juga menjadikan siswa sebagai obyek pembelajaran, memantik siswa supaya terlibat secara aktif

3. Budaya antri dalam menggunakan fasilitas sekolah.

Bapak ibu guru saling membantu dalam melaksanakan ketertiban peserta didik. Budaya antri merupakan wujud dari sikap dan perilaku yang menghargai waktu dan menghargai hak-hak orang lain, karena itu terkait kepada sistem interaksi sosia1 dan kedisiplinan sosial. Dengan mengantri, kita mampu melatih kesabaran sehingga tidak mudah untuk mementingkan ego masing-masing. Meski terkadang sulit, tapi inilah yang harus tertanam pada diri seseorang khususnya wajib dibiasakan pada siswa

4. Budaya senyum sapa salam  dan saling menghormati

Budaya ini berperan penting dalam karakter disiplin yaitu siswa akan menjadi lebih baik, menjadi terarah, bisa memahami bagaimana harus hidup dengan orang lain, bagaimana harus menyampaikan sesuatu dengan sopan santun dan menegur sapa terhadap warga sekolah yang lain. Jika budaya ini diterapkan dalam konteks sekolah maka warga sekolah terutama peserta didik akan belajar bagaiaman menghormati satu sama lain dan memiliki belas kasih , suka menolong selain itu akan terjalin tali silaturahim antar warga sekolah dengan baik.

5. Budaya literasi

Strategi literasi dalam pembelajaran dilakukan agar siswa dapat mempelajari konten dengan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa tidak hanya dituntut untuk memahami isi teks setelah membaca tetapi melakukan serangkaian kegitan sebelum, selama, dan setelah membaca. Tiga strategi tersebut adalah mengondisikan lingkungan fisik yang ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial sebagai model interaksi dan komunikasi yang literat, dan mengupayakan sekolah sebagai lingkungan belajar yang literat.

6. Budaya sholat berjama’ah

Pembiasaan shalat berjamaah dilakukan untuk mendidik karakter siswa. Sehingga mereka terbiasa dan terlatih dengan praktek ibadah. Dengan praktek shalat beserta rangkaiannya, siswa diajari kedisiplinan untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual,

C. REFLEKSI ( SETIAP AKHIR BULAN )

- Membutuhkan proses yang berkelanjutan dan konsisten untuk memunculkan motivasi instrinsik

- Melaksanakan kesepakatan kelas siswa dengan lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan budaya positif.

- Pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan menumbuhkan karakter positif bagi siswa. 

- Guru berupaya memposisikan diri untuk memiliki posisi kontrol sebagai manager

D. EVALUASI

- Dalam menangani siswa dengan hal yang berkaitan dengan disiplin positif guru belum sepenuhnya memposisikan diri sebagai manager, tapi sebagian besar memposisikan diri sebagai teman , pemantau dan pembuat rasa bersalah, sehingga kurang efektif untuk memunculkan motivasi internal pada siswa

- Harapan kedepan sebagai guru harus cepat tanggap dan berusaha menjadi manager dalam menuntun anak dalam budaya positif.

- Perlu peningkatan kolaborasi dengan rekan sejawat agar kesepakatan kelas benar-benar dapat di laksanakan di semua kelas, sehingga budaya positif melalui kesepakatan kelas dapat terwujud di sekolah.

- Pembiasaan disiplin positif yang sudah ada di sekolah perlu dukungan berkelanjutandan konsisten  agar terbentuk karakter positif dan visi impian mewujudkan siswa dengan profil pelajar Pancasila tercapai.

E. DUKUNGAN YANG DI BUTUHKAN

Kolaborasi  antara  Kepala Sekolah , rekan sejawat , Siswa, Orang tua siswa dan Sarana dan prasarana yang dibutuhan . Kepala sekolah harus memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah. Juga mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif. Dan orang tua menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yang konsisten dan berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif

F. PENUTUP

Menumbuhkan keyakinan bahwa budaya positif merupakan suatu kebutuhan yang harus kita laksanakan terutama untuk peserta didik. Sebuah harapan bahwa kami dapat menumbuhkan motivasi intrinsik Peserta Didik dapat menerapkan budaya positif di mana saja, di sekolah maupun di masyarakat sehingga terbentuklah karakter yang luhur sesuai profil pelajar Pancasila. Penerapan aksi nyata budaya positif yang dilakukan sebagai langkah awal dan menjadikan motivasi bagi saya sebagai calon guru penggerak dan harapan besar bagi rekan sejawat dan warga sekolah untuk melakukan revolusi paradigma perubahan.

 Praktik baik budaya positif bisa diterapkan dalam lingkungan sekolah sehingga tercapainya konsep penerapan budaya positif yang lebih aktual dan membumi. Harapan terbesar dari aksi nyata budaya positif ini dapat menjadi suatu pembelajaran, tempat berproses, wadah untuk berdiskusi, dan menumbuhkan semangat untuk menggali dan mengembangkan potensi murid kita yang berkarakter kuat, mandiri, dan merdeka. Teruslah menjadi penggerak bagi guru, murid, serta segenap tatanan komponen sekolah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun