Kalimantan segenap hutannya ternyata masih banyak menyimpan sumber pangan. Salah satunya, Buah Cempedak yang semerbak dengan aroma khas menusuk layaknya buah Durian atau Nangka, dan ternyata menawarkan kuliner yang bisa saja kita nikmati, dengan ragam cara.
Kali pertama mengenal kebudayaan, terutama kuliner budaya Banjar, ya terasa asing sekali dibenak saya ketika menyantap sajian kuliner  dari bahan itu, yakni sesuatu yang disebut Sanggar. Ya ini semacam kue-lah, panganan buat bersantai ria, menyambut tamu atau tetangga serta teman dengan hangatnya.
Sanggar persis ya seperti orang jawa kenal, kaya' pisang goreng gitu. Adonan untuk membuatnya persis sama dengan membuat Pisang Goreng.
Adonan tepung ditambah sedikit gula serta sedikit garam, setelahnya dibenamkanlah gerombolan isi buah cempedak di dalamnya. Goreng dalam wajan berisi minyak goreng. Setelah berwarna kehitaman dan mengeluarkan aroma khas Cempedak, Sanggar siap diangkat, tiriskan dan nikmati dengan hangat.
Rasanya manis dan berserat dari buahnya, karakter rasanyanya ya tentu nendang. Nah sanggar Cempedak ini tentu menjadi inspirasi sederhana dalam mengolah pangan dari Hutan untuk dinikmati.
Lantas kita bisa saja membayangkan dan bertanya, namanya buah tentu biasanya ya hanya untuk bisa langsung dimakan saja, iya begitu saja.
Namun kok, bisa-bisanya buahnya dapat diolah dan menjadi pesaing bahan pangan yang kita kenal, seperti yang berasal dari pisang, ubi dan singkong?
Dari sini, saya juga membayangkan, seandainya resep sederhana ini bisa menyebar seantero Nusantara dengan mudah, dan dikenal. Ya bisa saja ini menjadi panganan asik, dikala santai ngobrol bareng teman sambil ditemani segelas teh manis. Karena satu alasannya, mudah membuatnya dan enak titik!