"Aku pernah tau jalan itu,aku kenal kepala dusunnya,"Ujar Ucok.
Pukul 18.00, Senja mulai larut. Kanaya memegangi terus Hp-nya, berharap sinarnya menjaganya dalam gelap. Kevin mendekap ibunya, kuharap asmanya tidak kambuh terpapar malam. Anggi masih asik dengan kamera-nya, sambil mengunyah coklat.
"Oya ini ada coklat, cobalah," kata Anggi, mengeluarkan semua dari tasnya.
Yowess, mempertimbangkan petunjuk Fred. Akhirnya aku meminta Ucok mengantarkan kami ke dusun itu, dengan motornya. Waktu 7 menitan, memungkinkan bisa untuk bolak-balik menjemput kami saut-satu pulang-pergi, sembari kami jua berjalan kesana. Biar nanti mobil sedan menjemput di dusun, mengantar 2 kloter ke penginapan. Karena waktu tempuh dan waktunya jadi lebih pendek.
"Bu Prita bersama Kevin, ikut bersama Ucok dulu ya," ujarku
Kulihat  Prita mengenggam Smartphone, tersemat aplikasi Facebook. Aku meminjamnya, dan membuat status "AKU DISINI" kutag akun temanku tadi sambil melampirkan posisi Dusun. Semoga dekat Dusun, ada sinyal internet lewat.
"Bu Prita, sesampai didusun click send ya,"ujarku
"Baiklah, ayo Anggi, Kanaya, keluarlah, kita berjalan. Anggap saja ini bonus wisata," ajakku
"Mobilnya gimana," tanya Her.
"Tinggal saja, jika yakin baik setelah mesin dingin. Besok Ucok membawanya ke pintu depan. Dan siang setelah rombongan selamat pulang ke rumah masing-masing, kita jemput Minibusmu," jawabku.