Mohon tunggu...
Harry Tjahjono
Harry Tjahjono Mohon Tunggu... lainnya -

penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Emilia

22 Agustus 2012   18:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:26 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kalau kamu nggak mengijinkan saya kawin lagi, berarti kamu menyuruh saya berzinah!” hardik Gulam, lantas pergi sambil menendang pintu kamar.

Di rumah, Emilia hanyalah sekadar patung bernyawa.

Di kantor, Emilia adalah perempuan mungil murah senyum dan  lembut hati yang selalu didoakan Sita, Sephia dan Mety agar tabah lahir batin.

Doa seorang sahabat, apalagi tiga, memang mudah terkabul. Buktinya, Emilia punya ketabahan luar biasa. Bahkan ketika Gulam menjadikan Yeni karyawan kios miliknya, Emilia tetap tabah. Begitu pula ketika Gulam mengijinkan Yeni menginap dan kemudian tinggal di kios, Emilia seperti tak ambil pusing. Padahal, setiap malam Gulam selalu turun ke kios, katanya sih cuman  chatting, sampai subuh.

Kalau Emilia bisa tetap tabah dan mampu bertahan, tentu bukan karena dirinya benar-benar sebuah patung bernyawa. Tapi, barangkali karena Emilia tak ingin mengecewakan Iqbal, juga tak mau kepahitan hidupnya membuat ketiga sahabatnya takut bahkan memutuskan tidak menikah. Setidaknya, Emilia mampu bertahan karena ada yang dipertaruhkan: kebahagiaan hidup Iqbal dan ketiga sahabatnya. Sebab, sejak makan malam jahanam itu, Emilia terlanjur menganggap kebahagiaan hidupnya sudah tamat.

27 hari kepergian Femilia, putri kesayangan sekeluarga, 13/02/1975 – 23/06/2006

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun