Sore itu, seorang pria tamu hotel yang berkebangsaan Belanda menjumpai saya di toko buku yang ada di lantai bawah hotel. Dia menyodorkan secarik kertas lecek dengan berisi dua kata yang ditulis dengan tulisan tangan yang jelek minta ampun.
'SEMBELIT TENGGELAM', begitu tulisan yang tertera di kertas. Btw, kenapa ya tulisan tangan bule tidak ada yang bagus dan rapi seperti tulisan tangan saya? Tulisan tangan saya bagus lho!
"Sembelit?" tanya saya memastikan. Dia mengangguk. "Tenggelam?". Dia mengangguk lagi. Lha, anda sembelit apa urusannya sama saya? Memangnya saya ada tampang tabib atau penjual obat pencahar?Â
Dan siapa yang tenggelam? Kok wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda panik? Tapi tenggelam di mana? Hotel kami tidak menyediakan bathtub di kamar mandinya. Masa tenggelam di wastafel atau ember?
Kami sempat saling tatap beberapa saat, mencoba saling memahami maksud dari isi hati masing-masing.
"Are you feeling constipated" tanya saya dengan nada bimbang tak karuan, sekedar mencoba kembali ke laptop. Karena apa pun jawabannya, entah 'yes' atau 'no', saya tidak punya solusinya. Saya tidak paham masalah pencernaan dan seluk beluknya.
"Ah, you speak English,"Â ujarnya lega. Lha, sembelitnya sembuh gara-gara mendengar saya berbahasa Inggris?
Dia pun menjelaskan masalah yang dihadapinya, dan sama sekali tidak ada urusannya dengan masalah pencernaan. Ternyata wastafel di kamarnya mampet sehingga air tergenang tak mau turun, dan dia minta tolong dibetulkan. Jauh benar ya urusan wastafel mampet sampai ke sembelit yang memicu tenggelamnya kapal Van der Wijck. Sumpah mati saya jadi penasaran.
Tapi mungkin karena tampangnya saya yang Hispanik, dia mengira saya cuma bisa bahasa Spanyol seperti Sergio Busquets, pesepakbola dari club Barcelona. Sementara dia sendiri tidak bisa berbahasa Indonesia.
Dan setelah masalah dibereskan, saya pun menjelaskan bahwa sembelit dan tenggelam itu tidak ada urusannya sama wastafel yang mampet. Ajaib benar deh kompeni satu ini. Akhirnya dia mengaku bujangan kepada setiap wanita? No, dia mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga harus menggunakan aplikasi kamus online.
Dan setelah saya ikut cek aplikasi kamus cinta sang primadona yang ada di ponselnya, ternyata memang benar terjemahannya begini:
Sink:Â Tenggelam
Clogged:Â Sembelit
Padahal yang dia mau cari adalah istilah bahasa Indonesia dari 'clogged'Â yang harusnya 'mampet', dan 'sink' yang harusnya 'wastafel'. Tetapi yang keluar malah cuma kata 'sembelit' dan 'tenggelam' tanpa ada alternatif kata yang lain untuk terjemahan kata yang sama. Pengen saya cambuk pembuat aplikasinya, bikin pusing bangsa dan negara saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H