Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trend Buruk Eksploitasi Anak Ala Artis Indonesia

28 Februari 2022   19:08 Diperbarui: 7 November 2023   22:06 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau kejadian yang baru-baru ini menjasi isu yang receh di media sosial saat pasangan selebritis yang dulu pernikahannya menjadi gunjingan media dan netizen, yang juga ikut-ikutan trend mempertontonkan wajah si anak yang baru lahir ke media.

Setiap orangtua pasti menganggap bayinya menggemaskan, tetapi tidak dengan anggapan netizen, khususnya netizen Indonesia yang terkenal bermulut durjana. Bayangkan bayi tidak berdosa menjadi bulan-bulanan komentar tidak sedap dari netizen karena beberapa dari mereka tidak menganggapnya menggemaskan.

Tentu saja komentar netizen tersebut tidak bisa dibenarkan, tetapi komentar itu muncul karena ada pemicunya. Kita hanya bisa mengendalikan respon kita sendiri terhadap perlakuan orang lain, tetapi kita tidak bisa mengendalikan perlakuan orang lain terhadap kita. Jika si orangtua tidak pernah mengekspos wajah si anak, netizen tidak punya celah untuk menghakiminya.

Jejak digital bisa jadi abadi selama teknologi masih eksis. Bagaimana jika si anak menjadi objek bully di masa depan karena potret atau video yang mungkin kurang elok, yang dipertontonkan orangtuanya di waktu lampau? Sesuatu yang dianggap keren pada saat ini bisa jadi menjadi sesuatu yang memalukan pada sepuluh tahun mendatang. Para orang-orang yang sekarang ini terserang demam joget konyol di Tiktok kelak akan membuktikannya.

Sayangnya, ada juga kasus eksploitasi anak yang justru tidak dilakukan oleh orangtua. Seperti kasus pasangan selebriti yang meninggal karena sebuah kecelakaan, meninggalkan seorang anak batita. Alhasil pengasuhan si anak berada di tangan orang-orang yang walaupun masih tergolong pihak keluarga tetapi juga tidak luput dari trend buruk mengeksploitasi anak. 

Saat si anak dengan wajah luka & lebam akibat kecelakaan yang menewaskan kedua orangtuanya, seharusnya mendapat pengobatan yang fokus, terapi dan jauh dari hiruk-pikuk dangkalnya pemberitaan dunia media sosial, justru diekspos habis-habisan untuk mendapat simpati netizen, dengan dalih alasan 'mulia': mendapatkan dana untuk biaya pengobatan & hidup si anak kelak. 

Bahkan juga sempat menjadi target seorang crazy rich man yang kebetulan memiliki uang (namun tidak memiliki popularitas) untuk mendapat ketenaran, yang kemudian mundur setelah mendapat kritikan dari seorang pesohor muda tanah air yang terkenal kritis. Ya, semua memang akhirnya berakhir pada tujuan untuk mendapatkan uang dan ketenaran, sama seperti artis-artis lain dengan status orang tua yang gemar mengeksploitasi anak.

Beberapa selebriti tanah air memang ada juga yang aware dengan hal ini. Entah karena pola pikirnya lebih maju, atau memang sangat paham dalam usaha proteksi anak. Sebut saja nama-nama seperti Raisa, Dian Sastro, Anggun C. Sasmi, Nadya Hutagalung, Yoshi Soedarso, Ario Bayu dan beberapa nama lain yang dikenal tidak mau mengumbar foto atau video anak di media.

Nadya Hutagalung terlihat concern dengan tumbuh kembang sang anak. Sejak bayi hingga tumbuh besar, Nadya tidak pernah mengungkap wajah si anak di media, termasuk di media sosial pribadinya. Tetapi begitu si anak sudah mulai besar dan mulai menunjukkan minat dalam dunia entertainmen, baru lah Nadya pelan-pelan memperkenalkan wajah si anak sebagai bagian dari proses belajar menghadapi media dan netizen sebelum kelak dia benar-benar terjun ke dunia entertainmen.

Hal yang berbeda dilakukan oleh Widi, personil group vokal terbaik Indonesia: AB Three. Widi termasuk rajin mengekspos ketiga anaknya karena memang sudah menunjukkan bakat musikalitas yang baik sejak dini. Jelas ini bukan termasuk eksploitasi, karena bakat-bakat bagus seperti itu perlu dipertontonkan untuk menjadi sumber inspirasi. Dan ketiga anak tersebut terlihat jelas nyaman-nyaman saja saat disorot kamera saat menunjukkan bakatnya.

Memang seperti itulah seharusnya, peka terhadap tumbuh kembang anak. Apakah anak terlihat nyaman saat mendapat sorotan atau tidak.  Tidak mutlak semua anak ingin mengikuti jejak orangtuanya yang memiliki keharusan untuk selalu setor tampang di media & media sosial dengan atau tanpa value. Sudah seharusnya orangtua memproteksi si anak sejak awal. Beri anak kehidupan normal sampai dia bisa memutuskan sendiri apakah dia mau menjadi orang biasa, selebriti tanpa bakat atau selebriti dengan bakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun