Kobe lalu membalas dengan tawa terbahak-bahak kepada Michael Jordan.
***
Aku tonton beberapa pertandingan sebelum timnya Peang bertanding. Dari semua yang kutonton, semua tim bermain sama: full court defense.
Sebenarnya lebih sering disebut full court press, tapi yang kulihat justru melakukan pertahnan sudah-sejak dari area bertahan lawan.
Bayangkan, pemain baru saja mencetak poin, lalu setelah itu kita langsung bertahan dari tempat lawan pertama mengoper bola.
Secara prinsip aku paham, harapannya adalah agar kita lebih mudah menjaga dan merebut bola dari lawan kemudian lebih secara cepat membuat peluang untuk mencetak poin.
Dan itu dilakukan sepanjang pertandingan oleh tim putra maupun putri.
Pada akhirnya yang kita lihat bukan permainan bola basket, tapi sekadar upaya pemain merebut bola dan memasukan bola ke ring. Itu saja.
Aku jadi berpikir: siapa yang memulai cara bermain seperti itu? Apakah itu jadi cetak biru (blue print) basket usia muda? Karena itu memang dilakukan oleh semua tim, yang mana dari arahan pelatih, kan?
Jika memang itu yang dilakukan sejak usia muda, aku jadi pesimistis bagaimana anak-anak muda ini, sejak dari kompetisi KU-14, malah tidak bisa menikmati senangnya bermain basket!
Dalam setiap pertandingan pasti ada yang menang dan tidak ada yang ingin kalah. Pragmatis betul cara seperti itu yang dilakukan agar bisa menang. Kasarnya: melihat cara Gautama yang stand-up pakai tebak-tebakan.