Periode selanjutnya masih seperti itu hingga satu pelatih berdiri dan berteriak ke satu pemainnya bernomor punggung 11: jaga yang bener, tempel terus lawannya!
teal. Pemain nomor 11 berhasil merebut bola dari lawannnya. Coast-to-coast. Ia bawa bola tersebut sampai masuk paint area, pemain lawan menutup geraknya.
Nah, ini yang dilakukan pemain bernomor 11 tadi: Eurostep. Layup. Count-in, and-1. Seketika saja aku ingat Gianna Bryant. Gigi.
Permainan berlanjut. Ada satu kesempatan pemain bernomor 11 tadi melempar 3-point. Bola tidak menyentuh ring. Pelatihnya berdiri dan menggantinya.
Senang sekali melihat permainannya pada gim itu. Pada saat yang bersamaan pula, seketika saja aku (jadi) ingat Gianna Bryant. Gigi.
***
Beberapa bulan sebelum Kobe Bryant meninggal dunia, pernah pada satu waktu Michael Jordan menerima pesan dari Kobe Bryant pada pukul 2 dini hari.
Kala itu Kobe Bryant sedang bingung dan tidak tahu bagaimana ingin mengajarkan putrinya, Gigi Bryant, sebuah gerakan (bermain basket). Maka Kobe tanyakan itu kepada Mike --panggilan Michael Jordan.
"What where you thinking 'bout when you were trying to as you were growing up trying to work on your moves?"
Mike hanya menjawab: pada umur segitu (masih) mencoba bermain baseball.
Maksudnya, untuk apa bertanya seperti itu padanya, pukul 2 dini hari, toh ketika masih seusia Gigi ternyata Mike masih mencoba main baseball, bukan basket.