1/Beberapa pelajar hendak meyerang balik. Mereka berlarian, menyeberang jalan, tapi ada seorang kakek hendak di tengah pelajar itu, dengan tenang.
Alih-alih bertindak brutal, para pelajar itu justru salim ke kakek tersebut. Meminta doanya agar supaya semua baik-baik saja.
2/
Para pelajar asal Tangerang hendak ikut bersama pelajar lainnya melakukan aksi di depan DPR/MPR. Baru setengah jalan, mereka bertemu dengan petugas Dishub.
Tidak. Pelajar tersebut tidak menyerang atau merusak.
Pelajar tersebut justru salim kepada petugas Dishub.
Antre, satu per-satu, sambil mendengar nasehatnya untuk berhati-hati selama menjalankan aksi.
3/
Ada banyak yang kaget ketika pelajar STM se-Bogor tiba-tiba bersatu. Hari itu, untuk pertama kalinya, mereka seakan tidak percaya bahwa bisa akur untuk hal yang jau dari nalar.
Itu benar, meski tidak sepenuhnya. Sebab, setiap Ujian Nasional kita --anak STM, sebagaimana aku dulu-- bisa akur dengan STM lain.
Tidak hanya itu, aku pernah datang ke sekolah temanku yang notabene musuh. Kita bertukar bocoran UN dengan santai dan ngopi bareng hingga lulus bareng.
4/
Yang perlu diketahui dari bagaimana anak STM tawuran: mereka pasti janjian. Percikan-percikan kecil di jalan ketika perjalanan berangkat sekolah sekadar percikan-percikan kecil.
Lantas yang sering dilakukan oleh teman-temanku sebelum tawuran terjadi adalah sholat berjamaah di masjid sekolah.