"Walaupun (mungkin tetap) laku, tapi tidak cocok," lanjutnya.
Itulah yang membuatku terkaget ketika banyak komika yang membahas topik kehidupan baru mereka setelah kini menikah --kecuali Hifdzi yang terselip di antara mereka yang tampil pada segmen itu. Jadi, menikahlah Hifdzi. Mantap-mantap~
9/
Jika ada yang ingin memahami politik lebih nyata, tontonlah stand-up Rindra. Aku berani memberi garansi: siapapun yang selesai menontonnya pasti memiliki sikap politik yang jelas. Bahwa sikap politik jauh lebih penting daripada pilihan politik.
10/
Abraham Tino. One of the hell mind blowing master!
Baru naik ke panggung dan memberi anti-tesis kepada materi-materi komika yang telah menikah: ada yang bisa memberi satu alasan kongkrit kenapa kalian yang sudah menikah mesti punya keturunan?
Selebihnya lebih baik tidak ditulis. Sebab pasti tidak lolos sensor.
11/
Sepulang menonton Mukti Entut, meski sekadar sebagai pembawa acara, ia adalah satu-satunya komika berlian yang baru aku temukan di Local Stand-up Day 2019.
Namanya sama sekali tidak pernah muncul atau diperbincangkan. Tapi kokya lucu banget.
Begini. Tugas pembawa acara itu tidak mudah. Ia mesti prima dari awal hingga akhir acara. Tapi tidak hanya itu. Pembawa acara --yang baik-- bukan sekadar membawakan acara dari A-Z, lebih dari itu, ia yang mengatur dan menjaga jalannya acara.
Mukti Entut, malam itu, benar-benar sebagai nahkoda. Bila ada komika yang tidak begitu pecah, ia keluarkan semua cara dan upaya supaya penonton tidak jatuh mood-nya. Jika hype penonton sedang baik, ia menjaganya.
Aku ingat, ketika penampilan Popon pada Battle of Champion tidak begitu pecah, Mukti Entut langsung mengambil alih panggung dan mengeluarkan bit andalannya --aku tahu setelah menonton Obama: kalian ada yang pernah ke Kaliurang? Sekarang di sana ada wahana baru lho, Parangteritis pindah ke sana.