Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cemburu] Setiap Hari adalah Hari Rindu, Kecuali Sabtu dan Minggu

3 November 2018   19:58 Diperbarui: 3 November 2018   20:04 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturava

Hamparan putih itu selimut. Aku sedang tergolek di kasur. Seluruh badan terasa pegal. Aku tidak sanggup bangun sampai akhirnya ada yang menarik selimut itu. Teeeesh.

Aku kaget, tentu saja. Seorang perempuan yang, aku butuh waktu beberapa detik untuk menerka dan mengingat siapa dia, berdiri dengan pakaian tidur setipis itu. Mungkin tubuhnya terlihat jelas jika aku sudah sadar.

***

Roti lapis dan segelas jus jeruk manis sudah aku habiskan. Izi yang menyiapkan itu semua. Kemarin sore aku tidak sadarkan diri di kedai, katanya. Izi --ya, akhirnya aku tahu namanya setelah sekian lama hanya bisa saling lirik di kedai-- yang membawaku ke apartemennya bersama dua teman perempuannya.

Aku tahu ini hari senin dan aku akhirnya tidak pergi ke kantor. Gawaiku sengaja tidak aku hidupkan. Senin dan kantor adalah perpaduan antara semangat berlebih dengan kemalasan yang masih tersisa di akhir pekan.

Tapi tidak denganku. Sebab, biasanya aku suka hari senin karena akan bertemu kembali dengan Zula. Biasanya juga aku akan datang lebih pagi dan menunggu Zula untuk sarapan bersama pukul 11 siang.

Tentu tidak dengan senin hari ini.

Namun, anehnya tidak ada cemburu yang menggangguku kala tidak bertemu Zula. Mungkin karena Izi? Entahlah.

Izi masih belum mengganti pakaiannya ketika menemani aku sarapan.

***

"Semestinya laki-laki seusiamu hari ini ada di kantor dan berharap sore cepat datang dan pulang ke rumah,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun