"Gak usah sok kayak anak muda, deh," katamu. "Kalau emang marah yha bilang!!!"
"Selama rindu tidak dipungut biaya, aku akan lakukan itu sepuas aku mau. Selama kamu masih memperbolehkan aku buat cemburu, akan aku lakukan sampai itu diobati olehmu,"
"Gomabal!!!"
***
Bukan. Bukan dua atau tiga botol bir. Ini sudah botol kesembilan. Jika tidak dihentikan, seingatku, aku masih akan pesan satu-dua botol lagi. 11 botol bir dan membayangkan besok senin. Tidak ada yang baik, apalagi Zula tidak pula ke kantor. Dan memang pada akhirnya terjadi: aku pesan botol bir ke-11.
Dari kedai itu, hari minggu seakan tidak pernah berakhir. Senin semakin jauh, cemburu akan apa yang Zula dapatkan dari keluarganya semakin terasa.
Langit berwarna merah keemasan. Objek apapun yang tersinar cahaya sore itu akan terlihat hitam-gelap siluet. Mataku tidak lagi bisa melihat jelas. Kepalaku seperti ditempeli medan magnet dengan meja.
Aku tahu ada yang datang. Menghampiri mejaku.
***
Berisik!!! Alarm itu berbunyi seperti tanda akhir zaman!!! Berkali-kali dan memekikan telinga.
Ketika aku bunga mata, hanya hamparan putih membentang. Aku tanpa pakaian. Apakah aku ada di surga sebelum kiamat datang?