Kami diam. Saling lempar pandang. Dan menyetujuinya tanpa menjawab pernyataan Gomah. Sampai sekarang, jika sedang Hari Ibu, entah saya atau Gopah, akan di dapur masak buat Gomah.
Namun, yang saya masih ingat adalah malam ketika saya menulis selarik puisi di sebuah kertas dan menempelkannya di tembok tempat Gomah kali pertama melihatnya kalau keluar dari kamarnya. Besoknya adalah hari ibu. Saya juga masih ingat lariknya. Begini:
Yang tidak pernah dibagikan Mamah itu lelah,Â
Yang selalu diperlihatkan Mamah itu tabah, Â
Yang sering kami lupa itu berterimakasih sama Mamah.
Perpustakaan Teras Baca, 23 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H