Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Marak Pencurian Anjing di Kupang, Ada Efek bagi Pemakan Daging Anjing?

1 Juli 2022   14:59 Diperbarui: 1 Juli 2022   15:02 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: strawindia.com

Bayangkan saja, konsumsi daging anjing saja sudah berisiko. Apalagi jika anjing tersebut merupakan hasil pencurian dan telah diracuni sebelumnya. Bahaya yang dapat ditimbulkan bagi kesehatan bisa saja lebih parah.

Racun yang biasanya digunakan para pencuri anjing adalah jenis potassium sianida. Racun potas yang sudah masuk akan menyebar ke seluruh tubuh anjing. 

Kandungannya pun tidak akan mudah hilang meski daging anjing telah dibersihkan atau pun dimasak. Zat yang biasa digunakan untuk racun tikus dan fumigasi ini pastinya akan mendatangkan efek negatif bagi tubuh manusia ketika dikonsumsi.

Efek potassium yang masuk dalam tubuh bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam mengelola oksigen. Dalam jumlah kecil, racun potas bisa membuat orang yang mengonsumsinya menjadi mual, muntah, pusing, sakit kepala, lemas, hingga sesak napas. Jika dalam kadar yang tinggi, korban bisa kehilangan kesadaran, mengalami kerusakan paru, bahkan meninggal.

Kendati jumlah orang yang mengonsumsi anjing sangat banyak, namun alangkah baiknya jika lebih berhati-hati dalam membeli atau memilih, serta mengolah daging anjing yang dikonsumsi. 

Pastikanlah keamanan, kebersihan, serta aspek kesehatannya terlebih dahulu. Jika perlu, kurangilah atau hindari mengonsumsinya. Karena bisa saja santapan yang dikonsumsi berasal dari anjing hasil curian yang telah diracuni sebelumnya.

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun