"Ia sodara. Saya ada nikah dengan anak raja, tapi tidak tahu mau kasih makan dan kasih pakai apa," keluh Edu.
"Edu, sekarang kau pulang saja. Kau bikin satu sangkar di samping rumahmu dan jika kau punya isteri lihat, bilang saja kau siapkan untuk ayam bertelur. Kalau dia tidak lihat, kerjakan saja dan diam. Dan sesudah kau selesai bikin, tiga hari setelahnya, baru kunjungi lagi sangkar itu. Apa yang ada di dalamnya adalah milikmu," jelas si burung dara.
Edu yang merasa heran hanya mengerjakan apa yang dipinta. Edu membuat sangkar seperti yang dijelaskan. Tiga hari kemudian, dia pergi melihat sangkar tersebut. Edu sangat terkejut ketika mendapati sangkar yang ia buat telah penuh terisi telur emas.
Edu secepatnya pergi mengambil 'nyiru' (wadah untuk menapis beras) dan memasukan telur-telur itu. Dalam keadaan yang tercengang dan kaget, Edu tetap membawa dan memasukan semua telur itu ke dalam peti pakaiannya.
***
Keesokan harinya, Edu bersiap dengan rapih. Ia pergi membawa beberapa telur emas yang diisi dalam tasnya. Ia pamit pada Nona Ice.
"Adik, jaga rumah. Kakak mau ke pasar," Ujar Edu.
Eduard mendatangi pedagang emas di pasar.
"Baba, mau beli emas?" tanya Edu
"Ya, sangat mau. Itu saya punya kerja. Mana emasnya?"
Edu meminta sebuah kardus dan mengisi telur emas yang dibawanya ke dalam kardus itu.