Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisan Terbaik

5 Juni 2019   21:57 Diperbarui: 5 Juni 2019   22:14 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Buku tersebutlah yang ayahmu inginkan. Buku tersebut sekarang menjadi milikmu anak muda." Ucap kakek tersebut tersenyum.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, air lalu keluar dari dalam sumur galian tersebut. Mereka berdua lalu bersukaria bersama.

"Mengapa ayahmu menyuruhmu untuk datang mengambil buku ini?" Tanya kakek Meo.

"Sebenarnya buku ini adalah syarat jika aku menginginkan warisan dari ayahku. Apakah kakek mengetahui apa isi buku ini?" ujar Peter.

"Buku tersebut sudah menjadi milikmu sekarang. Cobalah dibuka dan lihat sendiri isinya." Sahut sang kakek.

Peter lalu membuka buku tersebut dan mulai membaca isinya lembar demi lembar. Ia kaget dengan isi buku tersebut. Ternyata buku tersebut merupakan catatan harian ayahnya saat berjuang dari kehidupan yang susah, hingga bisa menjadi seorang bangsawan yang kaya raya.

Di akhir buku tersebut, ada sebuah kalimat yang membuat Peter sadar bahwa ayahnya begitu mengasihinya dan ingin agar ia bertumbuh menjadi seorang yang kuat dan pantang menyerah.

"Jika buku ini telah dibaca olehmu, maka selamat, kamu telah belajar akan arti pantang menyerah dan keberanian. Kamu sudah pantas menjadi ahli waris dari semua kekayaanku." Begitulah isi kalimat terakhir pada buku milik sang ayah.

Keesokan harinya, Peter lalu berpamitan pada kakek Meo yang telah mengajarkan banyak hal padanya. Perjalanan menuju rumah ayahnya dilewatinya dengan penuh semangat. Meski banyak sekali jalan terjal selayaknya ia datang, namun ia telah terbiasa melalui semuanya.

Ia lalu tiba di rumah sang ayah. Banyak anak buah ayahnya menyambut Peter dan menjamunya bak seorang anak hilang yang telah kembali. Sang ayahpun ikut menyambutnya.

"Bagaimana? Apakah kamu berhasil mendapatkan bukunya, nak?" Tanya sang ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun